URnews

Ribuan Warga Myanmar Turun ke Jalan Usai Penangkapan Warga Sipil

Griska Laras, Senin, 8 Maret 2021 06.58 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ribuan Warga Myanmar Turun ke Jalan Usai Penangkapan Warga Sipil
Image: Para pengunjuk rasa membuat formasi tameng di Nyaung-U, Myanmar, (7/3/2021). (ANTARA)

Yangon - Ribuan warga Myanmar kembali turun ke jalan untuk mengadakan demonstrasi menentang aksi kudeta militer, Minggu (7/3/2021)

Aksi besar-besaran itu dilakukan di lebih 6 kota. Dalam video yang beredar di Facebook, polisi sempat menembakkan gas air mata dan granat kejut kepada para demonstran di kotaYangon dan Kota Lashio, yang berada di wilayah Shan, sebelah utara Myanmar.

Seorang saksi mata mengatakan polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan massa di kota kuil bersejarah Bagan.

Tidak jelas apakah senjata yang mereka gunakan peluru karet atau peluru tajam. Beruntung, tidak ada korban jiwa dari insiden tersebut.

Demonstrasi terbesar juga terjadi di Kota Mandalay. Dalam rekaman video, tampak ribuan aktivis menggelar protes sambil duduk.

Mereka mengheningkan cipta selama dua menit untuk menghormati orang-orang yang tewas dibunuh polisi dan tentara.

Seperti dilansir The Guardian, Minggu (7/3/2021), aksi unjuk rasa itu dilakukan setelah polisi dan tentara melepaskan tembakan di beberapa distrik semalam. Mereka juga menangkap tiga orang warga sipil di Kotapraja Kyauktada tanpa alasan yang jelas.

"Mereka menyuruh ayah dan saudara laki-laki saya keluar rumah. Apakah tidak ada yang m embantu kami? Jangan sampai kau menyentuh ayah dan saudaraku. Bawa kami juga kalau kalian ingin mengambilnya," kata seorang wanita seperti dalam video seperti dilansir The Guardian.

Sementara itu, tentara juga mencari keberadaan pengacara yang bekerja untuk Liga Nasional Demokrasi Aung San Suu Kyi, tapi mereka tidak bisa menemukannya.

Menurut data dari Assistance Association for Political Prisoners (AAPP), lebih dari 1.700 orang telah ditahan di bawah junta militer pada hingga Sabtu (6/3/2021).

“Tahanan dipukul dan ditendang dengan sepatu bot militer, dipukul dengan tongkat polisi, dan kemudian diseret ke dalam kendaraan polisi,” kata AAPP.

"Pasukan keamanan memasuki daerah pemukiman dan mencoba untuk menangkap pengunjuk rasa. Mereka menembak ke rumah dan membuat banyak kerusakan," lanjutnya.

Sampai saat ini, pihak kepolisian Myanmar masih bungkam dan tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait