URnews

RSUP Dr Sardjito Bantah Kematian 63 Pasien COVID-19 Akibat Kurang Oksigen

Griska Laras, Kamis, 8 Juli 2021 07.35 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
RSUP Dr Sardjito Bantah Kematian 63 Pasien COVID-19 Akibat Kurang Oksigen
Image: ilustrasi tabung oksigen di rumah sakit (UNICEF)

Jakarta - Kepala Direktur Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Rukmono Siswinato, membenarkan adanya 63 pasien COVID-19 meninggal dunia sepanjang Sabtu (3/7/2021) hingga Minggu (4/7/2021) pagi.

Namun dia membantah puluhan pasien tersebut meninggal akibat kekurangan suplai oksigen, seperti yang ramai diberitakan di media.  

Rukmono menjelaskan oksigen sentral RSUP Dr Sardjito baru habis pada Sabtu (3/7/2021) pukul 20.00 WIB. Saat itu pasien langsung disokong dengan bantuan oksigen tabung.

"Pada Sabtu (3/7/2021) sampai pukul 20.00 WIB Oksigen Liquid Central masih beroperasi dengan baik sehingga kematian terjadi bukan karena suplai oksigen sentral tidak mencukupi, tetapi disebabkan kondisi klinis pasien memang buruk," kata Rukmono dalam keterangan resmi yang diunggah di Instagram, Selasa (7/7/2021).

Rukmono menyebut jumlah pasien yang meninggal dunia pascaoksigen sentral habis ada sekitar 33 orang.

"Kematian tersebut tidak serta merta terjadi akibat tidak tersuplainya oksigen dalam perawatan, namun karena kondisi sakitnya memang berat. Kebutuhan oksigen untuk pasien saat itu tetap tersuplai dari oksigen tabung yang disediakan rumah sakit maupun bantuan dari Polda DIY," jelasnya.

Akun Instagram Diserang Keluarga Korban

Klarifikasi pihak RSUP Dr Sardjito tentang krisis oksigen tersebut mendapatkan respons beragam dari masyarakat, termasuk dari keluarga pasien.

Beberapa keluarga pasien yang dirawat di RSUP Dr. Sardjito mempertanyakan kebenaran soal klaim oksigen tersuplai pada saat kejadian.

"Saya termasuk keluarga pasien meninggal loh. Oksigen central beroprasi tp tidak normal (kecil), terus dialihkan pakai tabung, sampai habis 2 tabung, nggak ada stok lagi. Itu kritis diantara jam 22.00 - 01.00an disitu mulai banyak korban berjatuhan di IGD, belum yang di bangsal2,, bantuan polda DIY datang sekitar 02.30," kata seorang netizen.

Adapula yang mengeluhkan lambatnya penanganan pemulasaran jenazah COVID-19 di rumah sakit tersebut.

"Adek sepupu (20th) meninggal di Sardjito Minggu jam 11.30, baru dimandikan jenazahnya tengah malam, baru bisa dikebumikan sore keesokan harinya. Perlu lebih dr 24 jam untuk mengurus 1 korban meninggal dunia. Antriannya luar biasa. Entah efek kehabisan pasokan oksigen (yg tidak diakui) atau memang kondisi drop secara mental melihat situasi di area IGD COVID-19, wallahu alam," tulis yang lain.  

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait