URnews

Rusia Segera Resmikan Pencaplokan 15 Persen Wilayah Ukraina

William Ciputra, Rabu, 28 September 2022 10.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Rusia Segera Resmikan Pencaplokan 15 Persen Wilayah Ukraina
Image: Ilustrasi - Kota di Ukraina. (Pixabay)

Jakarta - Pemerintah Rusia disebut-sebut bakal segera meresmikan pencaplokan 15 persen wilayah Ukraina. Hal ini menyusul klaim Kremlin yang menyebut mayoritas penduduk 4 wilayah Ukraina itu setuju untuk bergabung dengan Moskow. 

Adapun 15 persen wilayah Ukraina itu mencakup empat wilayah yang kini diduduki Rusia, yaitu Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia, yang berada di selatan dan timur Ukraina. 

Empat wilayah itu memiliki luas mencapai 90.000 kilometer persegi, atau setara dengan ukuran Hungaria atau Portugal.

Terhadap empat wilayah Ukraina tersebut, pihak Rusia sudah menggelar jajak pendapat pada Selasa (27/9/2022) kemarin waktu setempat. Hasilnya sebanyak 87-99 persen warga di empat wilayah itu setuju gabung Rusia. 

Rincian hasil referendum yang diumumkan pihak Rusia, yaitu Zaporizhzhia 93 persen warganya setuju gabung Rusia, 87 persen Kherson, 98 persen Luhansk, dan 99 persen Donetsk.

“Hasilnya sudah jelas. Selamat datang ke Rusia,” ujar mantan Presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev mengutip Reuters, Rabu (28/9/2022).

Setelah jajak pendapat ini, nantinya para pemimpin empat wilayah itu akan mengajukan permintaan resmi untuk ‘bergabung’ dengan Rusia kepada Kremlin.

Berikutnya, Kremlin sendiri akan mengajukan undang-undang pencaplokan empat wilayah itu kepada Parlemen. Kemudian, rancangan undang-undang bakal segera disahkan oleh pihak terkait.

Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bakal menggelar pertemuan dengan Parlemen untuk mengumumkan secara resmi aneksasi atau pencaplokan empat wilayah Ukraina tersebut pada hari Jumat mendatang.

Bagaimana pun jajak pendapat ini mendapat penolakan dari negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan para sekutunya. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenzky sendiri menegaskan referendum atau jajak pendapat yang digelar Rusia ini akan merusak semua upaya pembicaraan damai. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait