URnews

Sambangi Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru, BNPB Minta Bangun Jalur Evakuasi

Nivita Saldyni, Kamis, 3 Desember 2020 19.46 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sambangi Lokasi Terdampak Erupsi Gunung Semeru, BNPB Minta Bangun Jalur Evakuasi
Image: Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubernur Jatim Khofifh Indar Parawansa meninjau lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi, Kamis (3/12/2020). (Instagram @khofifah.ip)

Lumajang - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo baru saja menyambangi lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi, Kamis (3/12/2020). Dalam kunjungannya itu, Doni meminta pembuatan jalur evakuasi bagi warga dan hewan ternak harus menjadi prioritas.

"Kami mendorong pembuatan jalur evakuasi bagi warga dan hewan ternak, sebagai mitigasi adanya ancaman guguran lahar panas dari aktivitas Gunung Semeru agar segera dibangun. Kami, BNPB juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk mendukung pembangunan jalur evakuasi," ujar Doni saat meninjauan lokasi terdampak guguran lahar Gunung Semeru di Desa Supiturang, Dusun Curah Koboan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (3/12/2020).

Dari hasil pengamatan BNPB, saat ini rambu evakuasi telah tersedia di lokasi. Sayangnya, belum ada jalur evakuasi yang memadai. Oleh karenanya, menurut Doni keberadaan jalur evakuasi sebagai bagian dari pengurangan risiko bencana alam di kawasan tersebut sangat penting.

Selain jalur evakuasi, Doni juga mendorong agar pembuatan jalur aliran lahar dapat dibangun kembali. Sehingga jika guguran lahar kembali terjadi, maka pemukiman penduduk bisa terselamatkan.

"Selain membangun sebuah jalur evakuasi yang bisa memudahkan masyarakat untuk menuju ke tempat yang aman, juga membangun kembali aliran lahar agar tidak mengarak ke permukiman penduduk," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga mengatakan bahwa jalur evakuasi harus segera dibuat. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa pengerukan jalur aliran lahar juga harus menjadi prioritas.

Sebab dari data yang dihimpun pihaknya, ketebalan sedimentasi dari jalur aliran lahar kini telah mencapai 15 meter. Sehingga ia khawatir akan muncul permasalahan baru jika hal-hal tersebut tak segera diselesaikan.

“Jalur aliran lahar ini sedimentasinya sudah sekitar 15 meter, jadi kan harus dikeruk. Sehingga kalau ada material gunung yang meluber, maka kita tidak berharap itu kemudian meluber ke permukiman penduduk. Jalur evakuasinya juga harus dipastikan. Masyarakat harus terkonfirmasi, tanda-tanda evakuasi harus dipasang di banyak titik,” jelas Khofifah.

Tak lupa, ia pun meminta agar layanan komunikasi terkait perkembangan informasi aktivitas Gunung Semeru harus dilakukan dengan baik. Sehingga kabar-kabar tak benar yang dapat meresahkan warga tak terjadinya kembali.

“Ada komunikasi yang harus dipastikan sampai dengan benar dan cepat kepada masyarakat,” pesan Khofifah.

Dalam peninjauan kali ini, Doni menyerahkan bantuan BNPB berupa Dana Siap Pakai (DSP) senilai Rp 500 juta untuk untuk mendukung percepatan penanganan erupsi Gunung Semeru.

Ia juga memberikan dukungan lain untuk penanganan pengungsi berupa tiga unit tenda pengungsi, satu unit flexibel tank, 5.000 swab test antigen, 500 paket perlengkapan bayi, 1.200 tambahan gizi, 1.200 paket lauk pauk, 1.200 makanan siap saji, 4.000 masker kain, 950 matras, 1.480 selimut dan 12 unit lampu air garam.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait