URtainment

Sambut Ramadan, Pemprov Jatim Gelar Tradisi “Megengan” Online Sore Ini

Nunung Nasikhah, Kamis, 23 April 2020 15.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sambut Ramadan, Pemprov Jatim Gelar Tradisi “Megengan” Online Sore Ini
Image: Perayaan tradisi Megengan tahun 2019 lalu. (genpi.co)

Surabaya – Masyarakat wilayah Jawa Timur memiliki tradisi khusus dalam menyambut datangnya bulan Ramadan setiap tahun. Tradisi yang disebut dengan nama “megengan” tersebut digelar dengan menghadirkan kue khas Ramadan berupa apem.

Namun, di tengah adanya pandemi coronavirus disease (COVID-19), kegiatan masyarakat sangat dibatasi khususnya untuk menggelar megengan. Apalagi, semua perkumpulan massa juga tidak diperkenankan.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan melaksanakan tradisi ini secara online dari Gedung Grahadi Kamis (23/4/2020) sore.

Sebagai penanda bagi masyarakat akan datangnya Ramadan, tradisi megengan ini menghadirkan 1441 biji apem. Jumlah ini sengaja dipilih menyesuaikan tahun kalender Hijriyah tahun ini yakni 1441.

"Apem ini artinya Afwun dan Afwun yaang artinya permaafan. Sehingga menjelang Ramadhan kita diharapkan saling memaafkan. Ini juga merupakan bentuk memaksimalkan habluminannas atau hubungan baik dengan manusia," kata Khofifah saat konferensi pers di Gedung Grahadi, Surabaya, Rabu (22/4/2020) malam.

Dalam Megengan online tersebut rencananya juga akan melibatkan beberapa kepala daerah di Jatim. Diantaranya, Bupati Pamekasan, Bupati Lumajang, Bupati Jombang, Bupati Madiun, dan Bupati Trenggalek.

"Sambutan akan datangnya Ramadan harus tetap kita lakukan, dan di tengah pandemi COVID-19 maka metode “Megengan Online” adalah salah satu pilihan," ujar Khofifah.

Selain itu, selama bulan Ramadan, Khofifah juga telah menyiapkan berbagai agenda yang dilaksanakan secara online.

Dijelaskan oleh Kghofifah, setiap pukul 07.00 hingga pukul 08.00 WIB akan dilaksanakan tadarus online yang akan menghadirkan 5 orang penghafal Qur'an. Dengan kegiatan tersebut, masyarakat diharap bisa mengikuti dari rumah masing-masing karena tadarus online ini dilakukan secara murottal.

Kemudian, pada sore harinya akan dilaksanakan lomba salawat online yang boleh diikuti oleh berbagai kalangan, baik kelompok laki-laki, kelompok perempuan mulai remaja, dewasa hingga anak-anak.

Melalui kegiatan ini diharapkan keinginan masyarakat untuk keluar rumah bisa dicegah. Hal ini karena menurut Khofifah, banyak kegiatan kreatif yang bisa dilakukan meski dari rumah.

"Kegiatan ini diharapkan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk ngabuburit tanpa harus keluar rumah atau bisa disebut ngabuburit online," tuturnya.

Menurutnya, pelibatan anak-anak dalam setiap kegiatan Ramadan online dari rumah akan bisa menjadikan rumah sebagai pesantren Ramadan bagi anak. Terlebih, dalam kegiatan daring tersebut nantinya juga akan ada kajian-kajian agama Islam dari beberapa narasumber baik ekonom, pendidik maupun kajian  agama.

"Kurikulumnya sudah kita siapkan dengan matang. Inilah format-format pelaksanaan Ramadhan di saat pandemi covid-19 yang kami siapkan. Harapannya, masyarakat tetap bisa menikmati kekhusyukan Ramadhan dari rumahnya masing-masing," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait