Sandiaga Uno Kasih Tips Bikin Usaha dalam 1 Jam untuk Milenial

Jakarta - Sandiaga Uno memberikan tips untuk milenial yang ingin membangun usaha di masa pandemi guys.

Dalam sebuah webinar Festival Indonesia Bangkit bertema Normal Baru UMKM after corona, Sandiaga Uno berkesempatan sharing session bersama para milenal.

Founder OKOCE Indonesia dan pengusaha nasional itu memberikan tips bagi milenial yang hanya ingin membangun usaha dalam waktu satu jam aja guys.

"Seperti kita tahu, sejumlah sektor sangat terdampak karena virus corona yang masuk ke Indonesia. Namun rupanya, ada berbagai peluang bisnis mumpuni yang bisa diambil," ujar Sandiaga Uno dalam webinar yang digelar oleh Indonesia Millennial Connect, Rabu (17/6/2020).

Nah, menurut Sandi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu (searching) apa yang dibutuhkan masyarakat nih guys. Itu cukup membutuhkan waktu 20 menit.

Sandi menjabarkan, ada sejumlah transaksi yang meningkat selama pandemi guys di antaranya sektor kesehatan, teleconference dan education dan digital equipment juga meningkat, makanan berkaitan dengan pencegahan penularan virus termasuk jamu lalu di bidang legal dan juga clean energy.

"10 tertinggi permintaanya dalam bidang usaha itu seperti penjualan sarung tangan, alat dapur, obat-obatan, makanan cepat saji, beras, frozen, buah, peralatan olahraga juga naik3 x lipat, susu, sanitizer masker dan lain sebagainya. Nah, itu sangat bisa jadi peluang," kata Sandi.

Selanjutnya, langkah kedua, dalam waktu 10 menit, bukalah nomor rekening lewat payment online.

Langkah ketiga, dalam waktu 5 menit buka akun di e commerce atau jadi reseller, lalu bikin brand dengan nama 'catchy'.

Terakhir guys, Sandi mengatakan hanya butuh waktu 15 menit kemudian untuk merancang promosi lewat media sosial ataupun Whatsapp.

"Nah, jadi nggak nyampe sejam bisa buka usaha, milenial penghuni jagat maya, jadi kita bisa berkegiatan ekonomi di tengah pandemi," tuturnya.

Ia menambahkan, saat akan memulai usaha harus melihat faktor resiko kesehatan masyarakat.

"Cari resiko kesehatannya rendah tapi yang manfaat ekonominya besar," tutupnya.