URnews

SBM ITB Ajak Diskusi Pentingnya Penggunaan Transportasi Massal

Eronika Dwi, Jumat, 7 Agustus 2020 13.18 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
SBM ITB Ajak Diskusi Pentingnya Penggunaan Transportasi Massal
Image: Diskusi Publik "Peranan Transportasi Daring dalam Penggunaan Transportasi Massal: Gagasan untuk Integrasi Antarmode dalam Masa Adaptasi Kebiasan Baru (AKB)"/SBM-ITB

Jakarta - Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB) mengadakan diskusi publik dengan berbagai pemangku kepentingan ekosistem transportasi di Jakarta pada, Rabu (5/8/2020) lalu.

Diskusi virtual tersebut dihadiri Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Dinas Perhubungan DKI Jakarta,
TransJakarta, dan Grab Indonesia.

Diskusi tersebut bertajuk 'Peran Transportasi Daring dalam Penggunaan Transportasi Massal: Gagasan Integrasi Antar Moda dalam Periode Adaptasi Kebiasaan Baru'.

Dalam kesempatan itu, SBM ITB ingin menyerukan kolaborasi yang lebih kuat antara sektor swasta dan publik guna mengintegrasikan ekosistem transportasi massal di Jakarta.

Hal tersebut untuk mendorong lebih banyak masyarakat yang menggunakan transportasi massal.

Prof. Dr. Ir. Utomo Sarjono Putro, M.Eng., Dekan SBM ITB, membuka diskusi dengan memberikan gambaran dan saran yang dapat membantu kolaborasi antara penyedia transportasi massal dan ride-hailing dalam memberikan pelayanan terbaik bagi komuter Jakarta.

Disampaikan Utomo Sarjono Putro, masalah sosial seperti kemacetan lalu lintas dan polusi udara adalah contoh dari masalah pelik yang dihadapi kota Jakarta dan sekitarnya.

Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat perlu memperhatikan berbagai faktor pemangku kepentingan dan sektor-sektor yang saling bergantungan.

Masalah pelik di ruang publik membutuhkan kebijakan yang menghasilkan win-win solution untuk setiap pemangku kepentingan, terutama masyarakat

"Dalam diskusi panel ini, diharapkan kita dapat menemukan ide-ide yang mendukung integrasi antar moda transportasi massal sehingga para komuter dapat memperoleh pengalaman perjalanan yang aman dan lancar," katanya, yang dikutip, Jumat (7/8/2020).

Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi, menyatakan menghadapi era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) akibat pandemi COVID-19 pemerintah mendorong secara maksimal penerapan intelligent system dan protokol kesehatan pada sistem transportasi, seperti contactless ticketing, cashless payment, digital information, system apps, dan disiplin physical distancing.

Selain itu, proses pembangunan infrastruktur yang modern dan terintegrasi melalui pengembangan sistem transit melalui trunk dan feeder juga terus dilakukan untuk meningkatkan penggunaan transportasi publik.

Kementerian termasuk integrasi fasilitas yang memadai, sinkronisasi sistem operasi antar moda, manajemen data dan teknologi waktu-nyata serta keterlibatan pemangku kepentingan.

Keberadaan industri ride-hailing dapat dimanfaatkan untuk mengisi kebutuhan layanan feeder dalam mengoptimalkan ekosistem.

Para pemimpin yang hadir dalam diskusi tersebut pun menyepakati perlunya kolaborasi dari semua pihak terkait pembuat kebijakan, penyedia layanan transportasi umum massal.

Mereka juga sepakat mengenai penyelenggara layanan transportasi daring untuk melakukan proses integrasi, baik integrasi fisik, jadwal, dan ticketing/pembayaran.

Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan teknologi digital untuk memberikan seamless experience dan jaminan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bagi para komuter di wilayah Jabodetabek.

Layanan ride-hailing memainkan peran penting dalam melayani koneksi antara first-mile dan last- mile (FM / LM), mendorong lebih banyak orang untuk beralih ke transportasi massal.

Disimpulkan bahwa transportasi daring adalah bagian penting dari keseluruhan ekosistem transportasi Jakarta.

Dengan keberadaan transportasi daring, banyak pengguna kendaraan pribadi yang beralih menjadi pengguna angkutan umum massal.

Selain itu, perubahan ini juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan, dengan indikasi terjadinya penurunan emisi karbon.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait