URnews

Sederet Kesaksian Detik-detik Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

Nivita Saldyni, Selasa, 12 Januari 2021 11.24 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sederet Kesaksian Detik-detik Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182
Image: Pesawat Sriwijaya Air (Sriwijaya Air /Instagram)

Jakarta - Pencarian korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu masih terus dilakukan.

Di tengah pencarian yang terus berjalan ini, berbagai kesaksian warga bermunculan mengungkapkan detik-detik mencekam jatuhnya pesawat tersebut.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari berbagai sumber, berikut Urbanasia rangkum sejumlah kesaksian warga soal detik-detik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu, guys.

1. Pernyataan Bupati Kepulauan Seribu

1610255935-Screen-Shot-2021-01-10-at-11.45.54.pngSumber: Tim Basarnas saat menerima potongan kabel dari warga yang diduga serpihan dari pesawat SJ182. (IG @sar_nasional)

Kabar jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021) lalu didapatkan dari Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi. Informasi itu sendiri, kata Junaedi didapatkan dari nelayan yang sedang berada di sekitar lokasi kejadian.

"Info dari nelayan bubu, melihat ada benda jatuh di laut sekitar perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki," kata Junaedi lewat Kominfotik Kepuluan Seribu di Jakarta, Sabtu (9/1/2021) lalu.

Dari informasi yang ia dapatkan, menduga telah ada pesawat yang jatuh dan meledak di sekitar wilayah tersebut. Bahkan getaran jatuhnya itu dirasakan oleh warga di Pulau Lancang.

"Getaran jatuhnya pesawat sampai ke pemukiman Pulau Lancang," imbuhnya. 

Pulau Laki sendiri merupakan pulau yang berada di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Tidung guys. Berdasarkan keterangan Junaedi, pulau ini berupakam pulau kosong alias tak berpenghuni.

2. Kesaksian Warga di Pulau Lancang, dengar dentuman hingga merasakan kaca rumah bergetar

1610277720-PHOTO-2021-01-10-13-07-46-16.jpgSumber: Beberapa temuan serpihan pesawat yang diduga milik maskapai Sriwijaya Air SJ182 oleh tim gabungan pencarian, Minggu (10/1/2020). (Puspen TNI)

Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu ternyata menimbulkan suara yang menggelegar. Dentuman itu bahkan kabarnya sempat menggetarkan rumah penduduk di Pulau Lancang loh.

Dilansir Antara, Junaenah (40) warga Pulau Lancang mengaku memdengar suara dentuman yang menggelerar layaknya petir di tengah hujan lebat saat Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB. Di saat yang bersamaan, kaca-kaca di jendela rumah penduduk pun bergetar.

"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' terdengar keras sekali sampai rumah (kaca rumah) bergetar," kata Junaenah.

"Pas dengar saya kaget. Ya Allah, suara apa itu, karena besar sekali seperti bom. Tapi saya dan anak-anak tidak keluar karena saya kira hanya petir di tengah hujan," imbuhnya.

Pemilik runah yang berada sekitar 200 meter dari bibir pantai itu pun mengaku tak ada situasi berbeda saat itu. Sejumlah nelayan masih melaut dan kebanyakan ada di rumah berlindung dari hujan.

Kemudian kabar jatuhnya pesawat itu tersebar ke warga di kampung nelayan itu sekitar pukul 16.00 WIB. Ketua RT 001/RW 001 Pulau Lancang, Marsu mengatakan kabar itu didapat dari kesaksian para nelayan yang baru pulang melaut.

"Nelayan yang baru pulang mengabari bahwa di sana (perairan Pulau Lancang-Pulau Laki) ada pesawat yang jatuh. Saya langsung ingat oh mungkin itu yang siang tadi (saat hujan) saya kira petir sangat besar," kata Marsu.

Ia pun menambahkan, setelah kabar tersebut didapatkan, banyak warga setempat langsung dikerahkan untuk membantu pencarian dan evakuasi di lokasi yang diduga menjadi titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air itu.

"Akhirnya pihak berwenang di sini berinisiatif untuk mengumpulkan warga dan melakukan pencarian sebisanya sampai dihentikan sekitar pukul 21.00 WIB," tutup Marsu.

3. Kesaksian Nelayan, dengar dentuman hingga puing-puing bertebaran

1610256641-Screen-Shot-2021-01-10-at-11.42.56.pngSumber: Beberapa temuan serpihan pesawat yang diduga milik maskapai Sriwijaya Air SJ182 oleh tim penyelam, Minggu (10/1/2020) pagi. (istimewa)

Seorang nelayan di perairan Pulau Lancang-Pulau Laki, Kepulauan Seribu bernama Hendrik Mulyadi (30) mengaku berada di sekitar lokasi yang diduga kuat menjadi titik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Nelayan rajungan itu merupakan salah satu saksi kunci yang menyaksikan detik-detik terjadinya peristiwa mencekam itu.

"Saat itu hujan cukup besar (kemungkinan berkabut), dan kami bertiga di tengah laut sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan), tiba-tiba ada seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras," kata Hendrik dikutip dari Antara, Selasa (12/1/2021).

Ia yang tengah melaut bersama dua rekannya yang juga ABK di kapal pencari rajungan itu bahkan juga melihat puing-puing berterbangan yang disusul ombak tinggi.

"Puing berterbangan sama air (ombaknya) tinggi sekali, untung kapal saya enggak apa-apa," lanjutnya.

Serangkaian kejadian itu berlangsung cukup cepat. Hendrik memperkirakan, peristiwa nahas itu berlangsung kurang dari dua menit.

Setelah kejadian itu, Hendrik mengaku kebingungan. Ia dan temannya hanya bisa keheranan dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Mereka pun sempat mengira itu adalah bom yang jatuh dan meledak di perairan setempat.

Ia menambahkan, sesaat sebelum kejadian mereka tak mendengar ada suara mesin pesawat. Bahkan tak ada kobaran api sesaat setelah dentuman hebat terdengar. 

"Suara mesin gak ada. Terus saat kejadian gak kelihatan ada api, hanya asap putih, puing-puing yang berterbangan, air yang berombak besar, dan ada aroma seperti bahan bakar," jelasnya.

Sebelumnya, pesawat pesawat Sriwijaya Air dengan nomor register PK-CLC dan nomor penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta-Pontianak itu dijadwalkan lepas landas pada Sabtu (9/1/2021) pukul 13.35 WIB. Namun karena faktor cuaca, jadwal penerbangan pun diundur ke pukul 14.36 WIB.

Tak lama berselang, pesawat yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta itu tiba-tiba hilang kontak sekitar pukul 14.40 WIB. Pesawat jenis Boeing 737-500 yang diproduksi pada 1994 itu hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. 

Pesawat itu hilang kontak di posisi 11 nautical mile, utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki, saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Sementara berdasarkan data manifes Sriwijaya Air, pesawat itu membawa 62 orang yang terdiri atas 50 penumpang dan 12 kru.

Dari jumlah tersebut, 40 orang di antaranya merupakan dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi. Sedangkan 12 kru yang ada di dalam pesawat terdiri dari enam kru aktif dan enam kru ekstra.

Hingga hari ini, Selasa (12/1/2021) proses pencarian pesawat beserta para korban telah memasuki hari keempat. Pencarian oleh tim gabungan pun masih akan terus dilakukan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait