URstyle

Sejarah Tiwul, Makanan Khas Jawa Pengganti Nasi di Tahun 1960-an

Hanisa Sutoyo, Jumat, 3 Juni 2022 15.36 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sejarah Tiwul, Makanan Khas Jawa Pengganti Nasi di Tahun 1960-an
Image: Tiwul (Pinterest/Food)

Jakarta - Pulau Jawa yang dihuni oleh banyak penduduk dengan latar belakang yang berbeda menciptakan keberagaman di berbagai sektor, salah satunya kuliner

Banyak makanan khas Jawa yang unik dan juga lezat. Termasuk makanan tradisional bernama tiwul. Siapa yang sudah pernah mencobanya, nih, Urbanreaders?

Makanan satu ini berbahan dasar singkong yang dikeringkan atau biasa disebut gaplek, yang kemudian dikukus hingga matang. 

Tapi apakah kalian tahu? Tiwul kerap dijadikan pengganti nasi oleh masyarakat Suku Jawa pada masa penjajahan Jepang di tahun 1960-an loh.

Pada saat itu, bahan makanan seperti beras sangat sulit didapat dan jika ada pun harganya terbilang mahal, sehingga masyarakat tidak mampu untuk membelinya. Dari keadaan inilah mereka mencari bahan makanan lain sebagai pengganti nasi, yakni tiwul. 

Zaman dulu, tiwul dijadikan makanan pokok dan dihidangkan dengan berbagai lauk pauk seperti ikan asin, sambal, bayam dll. selayaknya menu makan yang kita santap di pagi, siang, ataupun sore hari. 

Selain itu, karena bahannya yang mudah ditemukan, tiwul identik dengan sebutan santapan masyarakat miskin di daerah tandus. Mereka menjadikan hidangan ini sebagai penyelamat dikala ancaman kelaparan datang. 

Namun, di kondisi saat ini, ketika beras telah mudah ditemukan dan harganya terjangkau, tiwul beralih menjadi cemilan manis khas Jawa. 

Jika waktu itu tiwul dihidangkan dengan berbagai lauk pauk, sekarang makanan ini disantap dengan taburan parutan kelapa dan siraman gula merah. Selain itu, banyak juga yang berkreasi dengan menambahkan ketan hitam, jagung rebus, dan singkong rebus. 

Nah, apakah kamu tertarik untuk mencicipnya, Urbanreaders?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait