URstyle

Sempat Terpuruk, Hotel Berbintang di Banyuwangi Mulai Diserbu Wisatawan

Nunung Nasikhah, Selasa, 11 Agustus 2020 19.17 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sempat Terpuruk, Hotel Berbintang di Banyuwangi Mulai Diserbu Wisatawan
Image: Hotel di Banyuwangi. (Tripadvisor)

Banyuwangi – Memasuki era new normal, sektor pariwisata seperti perhotelan kembali diperbolehkan untuk bergeliat. Tak terkecuali di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Bahkan, di wilayah tersebut, tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada bulan Juni 2020 telah menunjukkan adanya peningkatan sebesar 16,30 persen menjadi 28,66.

Padahal pada Mei 2020, angka TPK hotel berbintang tersebut sempat mencapai angka terendah dalam kurun waktu 6 bulan terakhir yakni sebesar 12,36 persen.

Kepala Badan Pusat Stastik (BPS) Kabupaten Banyuwangi, Tri Erwandi mengatakan, hal tersebut terjadi akibat adanya pandemi COVID-19 dimana semua hotel Berbintang terpaksa ditutup dan tidak menerima kunjungan tamu.

“Kenaikan TPK pada bulan Juni 2020 ternyata terjadi pada semua hotel klasifikasi Bintang. Kenaikan paling tajam terjadi pada hotel bintang 3 sebesar28,81 poin atau terjadi kenaikan TPK dari 20,54 persen (Mei) menjadi 48,71 persen (Juni),” kata Tri Erwandi dalam rilisnya, Senin (10/08/2020).

Ia mengatakan, dalam lima bulan terakhir (Februari-Juni), rata-rata TPK hotel bintang 3 lebih tinggi jika dibanding hotel bintang 2 dan 4, kecuali pada bulan Januari 2020.

Hal ini menunjukkan bahwa hotel bintang 3 lebih diminati oleh para tamu yang disebabkan oleh harganya yang lebih terjangkau dan sarana lain yang lebih memenuhi selera.

Tingkat Hunian Kamar Hotel bintang 4 paling tinggi terjadi pada bulan Januari 2020 sebesar 60,42 persen dan terendah pada bulan Mei 2020 sebesar 10,55 persen dan menggeliat lagi pada bulan Juni 2020 sebesar 19,49 persen.

Begitu juga pada hotel bintang 3, TPK tertinggi juga terjadi pada bulan Januari 2020 sebesar 53,69 persen dan terendah terjadi pada bulan April 2020 sebesar 16,83 persen. Kemudian menggeliat lagi pada bulan mei 2020 sebesar 20,54 persen dan melonjak pada Juni 2020 sebesar 48,71 persen.

Tingkat hunian kamar paling rendah terjadi pada hotel bintang 2 dimana TPK tertinggi terjadi pada bulan Januari 2020 sebesar 26 persen dan terendah pada bulan April sebesar 1,25 persen.

“Sejak pandemi COVID-19 yakni mulai bulan Maret 2020, hotel bintang 2 mempunyai TPK dibawah 6 persen,” ujar Tri.

Menurutnya, jika disandingkan dengan TPK Jawa Timur, ternyata pola nya mirip dengan TPK Kabupaten Banyuwangi. Hanya saja, TPK Jawa Timur lebih tinggi jika dibandingkan dengan Banyuwangi kecuali untuk bulan Januari 2020.

Selain itu, untuk Rata-rata Lamanya Tamu Menginap (RLMT) dalam kurun waktu 6 bulan terakhir (Januari-Juni) 2020, hotel bintang terendah terjadi pada bulan Januari 2020 dengan rata-rata menginap sebanyak 1,28 malam dan tertinggi terjadi di bulan Mei 2020 sebesar 2,49 malam disusul Juni 2020 sebesar 2,36 malam.

RLMT ini adalah banyaknya malam tempat tidur yang dipakai dibagi dengan banyaknya tamu yang datang menginap.

Tingginya rata-rata lama menginap tamu di bulan Mei 2020 utamanya berasal dari tamu mancanegara dengan rata-rata sebanyak 2,78 malam.

Sementara tamu domestic, rata-rata RLMTnya sebanyak 2,21 malam. Pada  bulan Juni 2020, RLMT tamu mancanegara mengalami penurunan 0,62 poin dari 2,78 malam menjadi 2.16 malam.

Sebaliknya, tamu domestik mengalami kenaikan RLMT sebesar 0,35 poin dari 2,21 malam menjadi 2,56 malam.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait