URtrending

Serba Kecukupan, Abah Tono si Pemulung Viral di Medsos Kembali Jadi Sorotan

Nivita Saldyni, Senin, 11 Mei 2020 15.51 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Serba Kecukupan, Abah Tono si Pemulung Viral di Medsos Kembali Jadi Sorotan
Image: Permintaan maaf Abah Tono. (Twitter Kabar Jabar)

Bandung - Urbanreaders masih ingat dengan sosok Abah Tono, pemulung dengan penghasilan Rp 1.500 - Rp 2.000 per hari di Bandung? Usai pengakuannya viral di media sosial, kini keluarga Abah Tono menjadi sorotan publik.

Di luar dugaan, kondisi Abah Tono dan keluarga ternyata serba berkecukupan. Lelaki berusia 70 tahun itu pun ternyata memiliki rumah tingkat tiga di Kampung Babakan Sondiri, Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Ia pun memiliki dua kendaraan pribadi berupa sepeda motor.

Menurut Kepala Desa Pangauban Enep Rusna, apa yang disampaikan Abah Tono berbeda dari kondisi sebenarnya. Enep mengatakan bahwa keluarga Abah Tono merupakan salah satu warga yang ekonominya cukup.

Melihat video viral Abah Tono, para tetangga dibuat geram. Enep mengaku warga tersinggung karena dianggap publik para tetangga terkesan acuh terhadap kondisi Abah Tono yang sebenarnya serba berkecukupan itu.

"Tetangga Abah Tono dicemooh karena dianggap tidak peduli. RT RW juga banyak yang tidak terima kalau dibilang Abah Tono buat makan saja susah. Untuk itu, kemarin dia sudah meminta maaf ke RT dan RW, disaksikan juga oleh saya, camat, dan kapolsek. Sekarang rumahnya terkunci, karena dia malu," kata Enep kepada wartawan, Minggu (10/5/2020) lalu.

Bukan hanya tetangga yang dibuat malu, kedua anak Abah Tono juga dibuat malu. Video viral itu seakan menyudutkan keluarganya yang terkesan tidak merawat sang ayah.

"Kenyataan, Abah Tono punya rumah bagus, buat makan juga enggak kesulitan karena anak-anaknya pada kerja di pabrik-pabrik," imbuhnya.

Sebelumnya pada Sabtu (9/5/2020) lalu, Abah Tono akhirnya buka suara dan memberikan penjelasan atas apa yang telah terjadi.

"Setiap hari abah cari rongsokan, kadang dapat kadang nggak. Kalau dapat ya syukur kalau nggak ya nggak apa, itu kan cari nafkah. Kalau makan ya bisa makan. Pendapatan itu kan gak tentu, kadang dapat kadang nggak. Jadi masalah itu? Nggak. Itu mah udah takdir dari atas," kata Tono, Sabtu (9/5/2020) lalu.

Ia pun membenarkan apa yang diucapkannya dalam video itu. Dan ia tak membantah bahwa uang Rp 1.500 ia gunakan untuk membeli air minum dan kerupuk. Namun ia membantah kalau sehari-hari hanya makan kerupuk saja.

Ia pun mengungkapkan di balik pengakuannya itu, ia dipaksa wawancara oleh si perekam video. Tono yang saat itu berniat pergi kerja mencari rongsokan, tiba-tiba dicegat oleh anak muda yang memaksa untuk merekamnya.

"Enggak. Bapak gak tau apa-apa, cuma bapak baru berangkat sampe situ tuh fotocopy...abah sini, ada apa dek? Kata saya. Sini bah saya mau bicara, mau direkam bah? Ah enggak lah abah nggak mau. Si adek itu terus maksa. Kata abah, abah gak sempat, mau cari rongsokan tapi dia tetap maksa," jelasnya.

Dari video itu barulah berdatangan beberapa relawan yang ingin membantu Tono. Banyak yang merasa iba dan ingin membantu Tono. Ia pun berterima kasih sekaligus meminta maaf kepada para relawan dan tetangga atas penyataannya dalam video itu.

"Kepada yang udah memberi bantuan kepada abah, abah mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas bantuan dari kalian semua. Dan mohon maaf kepada semua relawan dan kepada para tetangga, saya juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait