URnews

Sesalkan Pemecatan Terawan, Menkumham: IDI Harus Dievaluasi!

William Ciputra, Rabu, 30 Maret 2022 17.33 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sesalkan Pemecatan Terawan, Menkumham: IDI Harus Dievaluasi!
Image: Menkumham Yasonna Laoly saat menerima Vaksin Nusantara dari Dokter Terawan. (Instagram/Yasonnalaoly)

Jakarta - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly turut menyayangkan keputusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang memberhentikan Eks Menkes Terawan Agus Putranto secara permanen. 

Pernyataan Yasonna ini disampaikan melalui unggahannya di Instagram. Dalam unggahan itu, Yasonna menyertakan beberapa foto dirinya dengan Terawan, disertai dengan tulisan berjudul ‘Dokter Terawan’. 

“Saya sangat menyesalkan putusan IDI tersebut, apalagi sampai tidak diizinkan melakukan praktik untuk melayani pasien. Posisi IDI harus dievaluasi!” kata Yasonna dalam unggahannya itu yang dikutip Urbanasia, Rabu (30/3/2022). 

Dalam keterangannya tersebut, Yasonna turut berbagi pengalamannya saat ditangani oleh Dokter Terawan. Yasonna juga menjadi salah satu orang yang mendapatkan Vaksin Nusantara, yang menjadi salah satu alasan Terawan dipecat oleh IDI. 

Menurut Yasonna, dirinya termasuk beruntung bisa mendapatkan Vaksin Nusantara dari Terawan pada 3 Maret 2022 lalu. Yasonna juga mengaku sudah lama berminat dengan vaksin tersebut, lantaran percaya dengan kredibilitas dan keahlian Terawan. 

“Saya tahu banyak Pejabat Tinggi Negara yang sudah menerima suntikan Vaknus dari Dr. Terawan, serta sangat meyakini keampuhannya. I feel great!!! No doubt about it!” tegas Yasonna. 

Tak hanya Vaksin Nusantara, Yasonna juga mengaku pernah merekomendasikan dua orang temannya untuk mendapatkan perawatan Digital Subtraction Angiography (DSA) atau cuci otak dari Terawan. 

Diketahui, polemik terapi cuci otak oleh Terawan ini juga menjadi salah satu sebab perseteruannya dengan IDI yang berujung pemecatan. 

Menurut Yasonna, teman-temannya itu sangat pusat dengan perawatan dari Dokter Terawan. Bahkan, lanjut Yasonna, perawatan DSA itu bisa dirasakan hasilnya setelah satu minggu dari perawatan. 

“Mereka berdua mengatakan super dan mantap. Ketika teman berdua ini mendengar keputusan IDI, kata-kata yang keluar dari mulut mereka adalah: ‘Syirik dan arogan!’,” imbuh Yasonna. 

Masih kata Yasonna, keputusan IDI memecat Terawan itu menjadi momentum agar negeri ini memiliki undang-undang yang menegaskan bahwa izin praktik dokter menjadi domain pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. 

Yasonna juga memberikan pesan secara khusus untuk Terawan agar tetap berkarya bagi bangsa dan negara meski sudah diberhentikan dari IDI. 

“Kepada DR Terawan: tetaplah berkarya untuk bangsa dan negara, serta untuk kemaslahatan umat manusia,” pungkas Yasonna seraya menyertakan tagar ‘#savedokterterawan’. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait