URnews

Profil dan Kontroversi Terawan, Eks Menkes yang Kini Dipecat dari IDI

Nivita Saldyni, Sabtu, 26 Maret 2022 14.21 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Profil dan Kontroversi Terawan, Eks Menkes yang Kini Dipecat dari IDI
Image: Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. (ANTARA FOTO)

Jakarta - Eks Menteri Kesehatan (Menkes) RI dr Terawan Agus Putranto tengah ramai diperbincangkan usai diberhentikan secara permanen dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Keputusan itu dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI yang berlangsung pada Jumat (25/3/2022) malam di Gedung Banda Aceh Convention Hall (BCH).

“Surat tim khusus MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) Nomor 0312/PP/MKEK/03/2022 memutuskan, menetapkan, pertama, meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen sejawat Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, SpRad(K), sebagai anggota IDI,” kata salah satu panitia yang membacakan keputusan MKEK dalam Muktamar ke-31 IDI, seperti dikutip pada Sabtu (26/3/2022).

“Kedua, pemberhentian dilakukan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja. Ketiga, ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan," kata panitia itu menambahkan.

Alasan Pemecatan karena Terawan Melakukan Pelanggaran Etik Berat

Keputusan itu ternyata telah diambil oleh MKEK IDI sebelum diumumkan dalam Muktamar ke-31 IDI. Dalam surat MKEK yang ditujukan untuk Ketua Umum IDI pada 8 Februari 2022, Terawan disebut telah melakukan pelanggaran etik berat.

“Didapatkan dugaan tidak dijumpainya itikad baik dari Dr. Terawan Agus Putranto, SpRad sepanjang tahun 2018-2022,” tulis Ketua MKEK Pusat, Pukovisa Prawiroharjo, seperti dikutip dari surat yang didapatkan Urbanasia.

Profil Singkat Terawan

1601358154-Menkes-Terawan.jpgSumber: Menkes Terawan. (Instagram @kemenkes_ri)

Nama Terawan sudah tak asing di dunia kesehatan Indonesia. Dokter kelahiran 5 Agustus 1964 itu menghabiskan masa kecil dan mudanya di Yogyakarta.

Sejak SD hingga kuliah S1 ditempuhnya di Yogyakarta. Kemudian ia melanjutkan pendidikan S2 dan mengambil Spesialisasi Radiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya pada 2004. Terawan kemudian mengambil S3 Doktor di Fakultas Kesehatan Universitas Hasanuddin Makassar pada 2013.

Alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) ini diketahui memulai karier sebagai dokter militer pada tahun 90-an. Sejak saat itu ia sering ditugaskan ke berbagai daerah.

Kemudian pada 2009, ia ditunjuk sebagai Ketua Tim Dokter Kepresidenan. Enam tahun berjalan, ia menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.

Pada 2019, Terawan naik pangkat dari mayor jenderal menjadi letnan jenderal (letjen). Kenaikan pangkat itu didapatkannya sebelum dilantik oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Kesehatan.

Nah pada 23 Oktober 2019, ia resmi menjabat sebagai Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Ia pun dikenal sebagai dokter militer pertama yang menduduki kursi Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn) dr Suwardjono Surjaningrat (1978-1988).

Sayangnya posisi itu tak bertahan lama. Pada 22 Desember 2020, Presiden Jokowi menunjuk Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan menggantikan Terawan. Terbaru, purnawirawan TNI itu meraih gelar Profesor Kehormatan Ilmu Pertahanan Bidang Kedokteran Militer, Fakultas Kedokteran Militer Universitas Pertahanan (Unhan) Republik Indonesia pada Januari 2022.

Aksi Terawan yang Sempat Tuai Kontroversi

1594969021-menteri-kesehatan-terawan-agus-putranto-169.jpegSumber: Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. (ANTARA)

Sepanjang kariernya di dunia kedokteran, Terawan dikenal sebagai sosok yang penuh dengan kontroversi, terlebih saat menjabat sebagai Menkes.

Kontroversi Terawan yang pertama adalah soal terapi ‘cuci otak’ yang dikerjakannya untuk menangani pasien stroke. Terapi ‘cuci otak’ yang dilakukan Terawan adalah menggunakan teknik digital subtraction angiography (DSA). Namun terapi ini menuai kontroversi di tahun 2018 karena IDI menilai terapi itu belum teruji secara ilmiah.

Kemudian di tahun 2019, penunjukan Terawan jadi Menkes juga tak lepas dari sorotan publik. Sebab belakangan diketahui bahwa penunjukan itu sempat mendapat penolakan dari IDI. Bahkan IDI kabarnya sempat bersurat ke Jokowi dan meminta agar presiden tak mengangkat Terawan sebagai Menkes.

Tak lama setelah jadi Menkes, Terawan kembali bikin heboh terkait penunjukkan anggota Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Namun Terawan dituding publik telah menyalahgunakan wewenangnya karena mengajukan nama yang tak direkomendasikan oleh organisasi profesi.

Di tengah pandemi COVID-19, Terawan kembali menarik perhatian publik lantaran Vaksin Nusantara yang digagasnya untuk memerangi pandemi COVID-19 di Tanah Air. Pengembangan vaksin itu memang dapat dukungan banyak pihak, namun saat itu Badan POM menyatakan vaksin tersebut belum lulus uji klinis.

Terakhir tentang peraturan pelayanan radiologi klinik. Selama menjadi Menkes, Terawan pernah jadi kontroversi karena mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 Tahun 2020.

Dalam aturan itu, Terawan menetapkan bahwa layanan radiologi hanya boleh dilakukan oleh spesialis radiolog. Hal itu pun kemudian menimbulkan kekhawatiran pada dokter kandungan, dokter jantung, dan kebidanan yang merasa tak bisa leluasa melakukan layanan radiologi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait