URnews

Simak! Ini 3 Penyebab Impulsive Buying saat Belanja Online

Griska Laras, Selasa, 15 Desember 2020 14.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Simak! Ini 3 Penyebab Impulsive Buying saat Belanja Online
Image: Ilustrasi e-commerce. (Pixabay)

Jakarta - E-commerce kini jadi salah satu pilihan favorit masyarakat dalam berbelanja, terutama di tengah pandemi.

Banyaknya kemudahan yang ditawarkan membuat belanja online makin digemari. Sayangnya selain menawarkan kemudahan, e-commerce juga mendorong konsumen berbelanja secara impulsif.

Secara umum, pembelian impulsif (impulsive buying) diartikan sebagai kegiatan membeli produk atau jasa tanpa memikirkan manfaatnya. Aksi ini didasari pada emosi dan perasaan puas daripada logika.  

Misalnya saat ada produk flash sale, konsumen cenderung akan berusaha mendapatkanya, walaupun akhirnya barang tersebut hanya akan berakhir di gudang.

Perilaku impulsive buying kebanyakan dilakukan oleh kaum hawa, baik remaja atau dewasa. Jurnal 'Analisis Online Impulsive Buying dengan Framework SOR' mencatat, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menjadi impulsive buyer di e-commerce.

1. Promo dan flash sale

Festival Belanja Online 11.11.jpgSumber: Pixabay

Diskon gede-gedean dan banyaknya promo yang ditawarkan e-commerce seringkali jadi pemicu seseorang kalap belanja. Sarita Schoenebeck, profesor di School of Information menyebut hal ini sebagai strategi e-commerce untuk membuat konsumen belanja sebanyak-banyaknya.

"Salah satu strategi yang dipakai E-commerce adalah meningkatkan rasa urgensi pembeli dengan menggunakan promo  dan diskon dengan waktu terbatas (flash sale) untuk membuat produk nampak langka dan diinginkan banyak orang".  

2. Produk popular this week

e-commerce.jpgSumber: Ilustrasi (Pixabay)

Beberapa e-commerce saat ini sudah banyak yang menyediakan kanal 'hot item' atau 'produk favorit'. Laman ini bisa membantu kita  melihat produk apa saja yang paling banyak dicari oleh orang lain.

Di sisi lain, laman ini juga bisa mendorong seseorang menjadi konsumtif.  Adanya label 'populer' secara tidak langsung bisa memengaruhi seseorang membeli produk tersebut, meski tidak diperlukan.  

3. Fasilitas cicilan

1605006864-ecommerce-freepik.jpgSumber: Ilustrasi e-commerce. (Freepik/sunnygb5)

Nggak bisa dipungkiri kalau fasilitas cicilan seperti Paylater memudahkan kita dalam berbelanja, terutama di akhir bulan.  Tapi kalau dipakai sembarangan, fitur ini hanya akan membuat seseorang berbelanja dengan impulsif, atau bahkan terlilit hutang.

Nah biar nggak kalap mata saat belanja online dan menghindari pembelian impulsif, sebaiknya buat daftar barang yang dibutuhkan dan barang yang kita inginkan. Dengan adanya daftar ini, kita bisa menentukan barang mana yang perlu dibeli lebih dulu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait