URnews

Singgung Edy Mulyadi soal IKN, Ridwan Kamil: Merusak Kebhinekaan

Elga Nurmutia, Rabu, 26 Januari 2022 11.10 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Singgung Edy Mulyadi soal IKN, Ridwan Kamil: Merusak Kebhinekaan
Image: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Humas Jabar)

Jakarta - Belum lama ini media sosial diramaikan oleh pernyataan Edy Mulyadi yang menyebut Ibu Kota Negara (IKN) baru sebagai ‘tempat jin buang anak’. Hal itu pun mendapatkan sejumlah tanggapan dari berbagai kalangan publik.

Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil pun menanggapi hal itu melalui salah satu postingan di akun Instagram pribadinya. Video tersebut berisikan daerah di sejumlah negara yang awalnya sepi sehingga menjadi maju.

Postingan tersebut juga menampilkan potret perbedaan Shenzen sampai Dubai yang awalnya sepi hingga menjadi kota besar.

“DARI SEPI MENJADI MAJU, Itulah sejarah semua peradaban kota-kota besar dunia. Dari Shenzen yang dulunya padang rumput sampai Dubai yang dulunya padang pasir, semua ceritanya sama,” tulis Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya, dikutip Urbanasia pada Rabu (26/1/2022).

Ia juga menyesalkan perbuatan yang dilakukan oleh Edy Mulyadi karena menghina Kalimantan sebagai IKN baru.

“JADI jika seorang Edy Mulyadi tidak setuju pemindahan Ibukota Negara ke Kalimantan dengan memilih diksi lisan yang akhirnya ditafsir menghinakan Kalimantan, tentulah sangat disesalkan,” sambungnya.

Bahkan, Ridwan Kamil juga mengatakan pernyataan kontroversi mengenai Kalimantan merusak kebhinekaan.

“DAN negeri ini menjadi bising kembali karenanya. Belum selesai satu masalah kemarin, datang lagi pernyataan yang merusak kain tenun kebhinekaan. Dan tidak bisa dihindari akan jadi perkara hukum,” jelasnya.

Meskipun demikian, Kamil pun menjelaskan pemindahan Ibu Kota merupakan sebuah wacana lama sejak Presiden RI yang pertama.

“PEMINDAHAN IBUKOTA adalah wacana lama sejak jaman Bung Karno. Karena Jakarta memang tidak pernah didesain sebagai Ibukota,” kata Ridwan Kamil.

Lebih lanjut, Gubernur Jawa Barat itu pun menjelaskan alasan Kalimantan dipilih menjadi IKN. Hal itu dikarenakan daerah tersebut jauh dari potensi bencana.

“Beliau memilih Kalimantan karena jauh dari potensi bencana, posisi di tengah nusantara dan menguatkan semangat pemerataan. Hal yang sama yang menjadi alasan mengapa Presiden @jokowi memutuskan di Kalimantan,” tuturnya.

Bukan hanya itu, mantan Wali Kota Bandung tersebut memberikan pepatah seperti ini ‘Bicaralah yang baik atau diam’.

“'BICARALAH yang baik atau diam'. Nasehat Rasul ini sangat cocok untuk mereka yang sering tidak bisa menjaga lisan dan tidak mampu memilih kata baik dalam berargumentasi di ruang publik,” ungkapnya.

Selain itu, Ridwan Kamil juga menyampaikan jangan sampai meniru kejadian yang mengundang kontroversi ini, khususnya bagi generasi muda. Ia juga berharap Kalimantan kedepannya akan maju dan membanggakan.

“2 kejadian ini jangan pernah ditiru, khususnya kepada generasi muda, generasi emas Indonesia. Salam hormat untuk warga Kalimantan, sebagai salah satu Juri sayembara IKN, saya meyakini Ibukota Negara di sana kelak pasti akan maju dan membanggakan,”

Dalam akhir postingannya, Gubernur Jabar ini memberikan pepatah Thailand yang artinya jika Anda memiliki hutang kepada teman Anda, jangan lupa untuk membayarnya karena itu menjadi beban. Lalu, Ridwan juga mengucapkan terima kasih.

“Dan ingatlah selalu pepatah Thailand ini มีหนี้ให้เพื่อนก็อย่าลืมจ่ายเพราะมันเป็นภาระ. Hatur Nuhun,” pungkasnya.

Dalam kesempatan berbeda, Ridwan Kamil sebut narasi tentang Kalimantan yang dibuat Edy Mulyadi tidak tepat dan mencoreng nilai kebhinekaan.

"Tentunya saya menyesalkan dalam waktu yang berdekatan, kita diributkan dengan tindakan atau ucapan dari mereka secara terang-terangan di ruang publik. Dan akhirnya menyakiti perasaan kelompok masyarakat yang menjadi sebuah bagian dari yang namanya rumah kebhinekaan Indonesia," ujarnya, dikutip dari ANTARA, Rabu (25/1/2022).

Mantan Wali Kota Bandung ini juga menjelaskan sebaiknya Edy Mulyadi tidak membuat pernyataan seperti itu untuk IKN usai kejadian Arteria Dahlan yang meminta mencopot seorang kepala Kejaksaan Tinggi karena menggunakan bahasa Sunda ketika rapat.

Maka sebab itu, Kamil menegaskan jika ingin memberikan argumen harus menggunakan bahasa yang baik dan tidak menyinggung.

"Saya mohon kita edukasi anak dan cucu, kita menyampaikan argumen gunakanlah bahasa yang baik dan tidak menyinggung sehingga mudah-mudahan masalah ini bisa tuntas," katanya.

Sementara itu, Emil tersebut berharap nilai kebhinekaan diutamakan bagi seluruh masyarakat sehingga pernyataan yang disampaikan untuk publik tidak menyakiti banyak orang maupun golongan tertentu.

"Jika ada aspek hukum harus dihadapi dan aspek psikologisnya menjadi pelajaran bahwa meminta maaf itu penting, dan mengakui kesalahan itu penting, dan jangan diulangi," tutur Emil.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Ridwan Kamil (@ridwankamil)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait