URtainment

Soal Keluarga Ayu Ting Ting Labrak Haters, Ini Kata Psikolog

Kintan Lestari, Rabu, 4 Agustus 2021 17.09 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Soal Keluarga Ayu Ting Ting Labrak Haters, Ini Kata Psikolog
Image: Ayu Ting Ting dan Keluarga. (Instagram @ayutingting92)

Jakarta - Pedangdut Ayu Ting Ting dan keluarganya belum lama ini jadi perbincangan hangat netizen.

Hal itu dikarenakan orang tua Ayu Ting Ting, Umi Kalsum dan Ayah Rojak, tak terima putrinya dan cucunya, Bilqis, dihina oleh haters berinisial KD. Sehingga mereka langsung mendatangi kediaman sang haters di Bojonegoro, Jawa Timur.

Kedatangan keluarga pelantun 'Sambalado' ini dari Depok ke Bojonegoro memunculkan polemik di masyarakat.

Pasalnya dalam video yang diunggah Umi Kalsum sendiri, tampak keduanya marah-marah pada orang tua KD. Untuk diketahui, KD bekerja sebagai asisten rumah tangga di Singapura. Oleh sebab itu, hanya orang tua KD saja yang ada di rumah. 

Gara-gara aksi melabrak tersebut, banyak netizen yang menilai kalau apa yang dilakukan Umi Kalsum dan Ayah Rojak merupakan bentuk persekusi atau power abuse.

Urbanasia bertanya pada psikolog Denrich Suryadi apakah yang dilakukan Umi Kalsum dan Rojak itu merupakan bentuk persekusi.

"Kemungkinan besar bisa karena kedatangan dilakukan tiba-tiba, tidak secara hukum yang jelas dan sasaran tidak tepat," kata Denrich kepada Urbanasia, Rabu (4/8/2021).

Apalagi keluarga Ayu Ting Ting sudah melaporkan KD ke pihak berwajib. Sehingga menurut Denrich cara seperti itu tidaklah bijak.

"Pelaku di luar negeri sedangkan tujuan orang tua, bukanlah keputusan bijak," lanjutnya. 

Ayu Ting Ting bukanlah satu-satunya artis yang sering diserang haters, baik dirinya maupun keluarganya. Banyak publik figur lain yang juga mengalami hal sama.

Dikatakan Denrich, adanya komentar jahat dari haters yang menyerang artis itu merupakan konsekuensi media sosial yang jadi tempat bebas untuk berekspresi dan berpendapat.

"Sebenarnya dunia media sosial itu idealnya jika ingin dibuat sempurna maka penggunanya juga perlu memahami aturan sosial. Namun sikap dan perilaku manusia tidak dapat dikontrol, jadi kembali ke konsekuensi bahwa media sosial merupakan ajang bebas. Bila menggunakan media sosial maka siap pula untuk menerima sikap perilaku apapun, positif maupun negatif. Konsekuensi ini berlaku bagi pengguna akun media sosial," pungkas Denrich.

Menurutnya akan ada selalu pro dan kontra di media sosial. Denrich menilai permasalahan ini justru membuat kedua belah pihak mengalami kerugian. 

"Pasti selalu ada pro kontra terlebih bagi para public figure. Contoh konsekuensi perilaku bermedia sosial sudah terlihat ya dalam kasus (Ayu Ting Ting) ini. Yang berkomentar tidak bijak berkata dan berakhir dengan orangtuanya didatangi. Sedangkan pihak public figure dirugikan melalui komentar yang negatif dan akhirnya bertindak tidak bijak dan tidak tepat pada keluarga pelaku," jelasnya lagi.

"Sama sama mengalami kerugian karena tidak bijak menggunakan media sosial dan menanggapi dampak media sosial," tutupnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait