Dokter Ortopedi: Sepatu yang Tepat Bisa Cegah Cedera Kaki

Jakarta - Cedera pada kaki menjadi permasalahan umum yang dihadapi setiap orang. Tak hanya atlet, cedera kaki seperti rasa sakit pada tumit juga menyerang masyarakat dalam aktivitas harian.
Menurut Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi dari Eka Hospital Cibubur, dr. Andi Praja Wira Yudha Luthfi, permasalahan pada kaki secara umum disebabkan oleh dua hal, yaitu trauma dan nontrauma.
Cedera kaki akibat trauma terjadi ketika jatuh baik akibat kecelakaan atau olahraga. Sementara cedera nontrauma terjadi tanpa kecelakaan, seperti nyeri pada tumit, jari jempol bengkok, atau luka akibat diabetes.
Dokter Andi menjelaskan, cedera kaki yang sering ditemui pada masyarakat umum adalah nyeri pada tumit atau keseleo. Kondisi ini terjadi akibat salah menggunakan sepatu.
“Cedera kaki yang paling sering terjadi di masyarakat itu karena salah menggunakan sepatu,” katanya dalam diskusi media di Jakarta Selatan, Jumat (14/2/2025).
Sebagai contoh, imbuhnya, banyak orang yang mulai olahraga lari dan memilih sepatu plate carbon. Padahal, katanya, sepatu jenis itu tidak diperuntukkan bagi pelari pemula.
Untuk itu, Dokter Andi menyarankan agar sepatu dipilih berdasarkan peruntukan dan aktivitas yang sesuai.
“Untuk memilih sepatu, pertama sesuaikan dengan peruntukan. Selain itu, sesuaikan sepatu dengan bentuk kaki,” imbuhnya.
Baca Juga: Hati-hati, Atlet eSport Juga Bisa Cedera!
Prosedur Medis Cedera Kaki
Kesalahan memilih sepatu ini, kata Dokter Andi, mengakibatkan cedera pada kaki bagian tengah dan belakang. Tak hanya terasa nyeri, masalah ini bahkan sering memerlukan tindakan medis.
Adapun penanganan cedera kaki bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu bedah konvensional dan artroskopi.
Dokter Andi menjelaskan, artroskopi adalah prosedur bedah minimal invasif yang digunakan untuk mendiagnosis dan mengobati masalah pada sendi, termasuk sendi di area kaki.
“Artroskopi dilakukan dengan membuat sayatan kecil dan menggunakan alat khusus yang dilengkapi kamera (artroskop) untuk melihat kondisi sendi secara detail,” katanya.
Ada beberapa keunggulan dari teknik ini, seperti minim sayatan karena biasanya hanya 1 cm saja, pemulihan yang lebih cepat, dan akurasi tinggi karena dokter bisa melihat kondisi sendi secara jelas.