URstyle

IDI: Pasien Varian Corona Delta Berisiko Rawat Inap 2,61 Kali Lebih Tinggi

Eronika Dwi, Sabtu, 3 Juli 2021 16.44 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
IDI: Pasien Varian Corona Delta Berisiko Rawat Inap 2,61 Kali Lebih Tinggi
Image: Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Jakarta - Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia kian mengkhawatirkan. Alasannya, Indonesia kembali mencatat rekor baru sejak virus corona melanda.

Terbaru pada 2 Juli 2021 kemarin, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 25.830 kasus baru terjadi di Indonesia.

Salah satu yang memicu lonjakan kasus belakangan ini diyakini karena merebaknya virus corona varian 'India' Delta atau B.1617.2 di beberapa daerah di Indonesia.

Varian Delta pun menjadi perhatian dunia karena dapat menginfeksi lebih cepat.

Menurut Ketua Tim Mitigasi Dokter PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dokter Adib Khumaidi, pasien yang terinfeksi varian Delta berisiko 2,61 kali meningkatkan kasus untuk dirawat inap di rumah sakit.

Selain itu, varian Delta juga berpotensi 1,67 kali untuk mengalami pemburukan, sehingga memerlukan penanganan darurat.

"Ada beberapa penelitian yang baru kalau Delta dia 2,61 kali meningkatkan kasus perawatan, jadi yang kena varian Delta kemungkinan perawatannya 2,61 kali lipat, dia juga masuk ke dalam kondisi kegawatdaruratan 1,67 kali," kata dokter Adib Khumaidi dalam URtalks Urbanasia, Jumat (2/7/2021).

Meski begitu, dokter Adib menyebut, secara literatur belum ada yang menemukan bahwa varian Delta bisa meningkatkan kasus kematian akibat COVID-19 dibanding varian-varian sebelumnya.

Namun, dokter Adib mengingatkan, dampak yang terjadi akibat varian Delta lebih serius dibanding varian sebelumnya.

"Secara literatur sih belum ada, kita masih menunggu referensinya, tapi kemungkinan melihat dia (pasien varian Delta) butuh perawatan seperti itu, maka kondisi seperti itu lebih serius dibandingkan varian lama," jelas dokter Adib.

Hubungannya dengan Varian Kappa

Belum selesai persoalan varian Delta, virus corona varian Kappa kini sudah ditemukan di Jakarta.

Menurut dokter Adib, varian Kappa memiliki karakter yang hampir sama dengan Delta. Sebab, Kappa merupakan varian yang masuk dalam garis keturunan mutasi B.1.617 dan juga memunculkan varian Delta.

Kappa juga pertama kali terdeteksi di India dan lebih dari 3.500 sampel kumulatif yang dikirimkan oleh negara ke inisiatif GISAID yang mengelola database global genom virus corona baru, adalah varian ini.

Tingkatkan Kewaspadaan dengan 3M

Nah, untuk mencegah diri dari berbagai varian baru tersebut, dokter Adib mengatakan bahwa kuncinya hanya satu, yakni dengan mencegah transmisi penularan virus tersebut.

"Mencegah transmisi penularan itu dengan apa, ya protokol kesehatan (prokes), prinsipnya sama memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan," tandas dokter Adib. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait