ISICAM 2025 Digelar, Hadirkan 250 Pakar Kardiologi Intervensi dari 14 Negara

Jakarta - Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) kembali menggelar Indonesian Society of Interventional Cardiology Annual Meeting (ISICAM) ke-17 pada 5-8 November 2025. Ajang ini turut menghadirkan 250 pakar yang berasal dari 14 negara.
Ketua Umum PIKI, dr. Sodiqur Rifqi menjelaskan, ISICAM 2025 mengusung tema ‘Back to Fundamentals - Kembali ke Fondasi, Maju dengan Inovasi’. Tema ini sebagai penegas pentingnya pemahaman dasar, pengembangan ilmu, dan penerapan teknologi dalam intervensi jantung.
“Inovasi hanya akan bermakna jika berpijak pada pondasi ilmiah yang kuat. ISICAM 2025 mengingatkan pentingnya prinsip dasar intervensi jantung untuk memastikan terapi yang aman, presisi, dan efektif,” katanya dalam pembukaan ISICAM 2025 di Hotel Shangri-La, Kamis (6/11/2025).
ISICAM 2025 menghadirkan 59 pakar internasional dari 14 negara, termasuk Spanyol, Inggris, Polandia, Turki, Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia, serta 191 ahli nasional.
Dalam kesempatan tersebut, mereka akan berbagi pengalaman dan keterampilan terkini dalam intervensi koroner, kelainan struktural jantung, penyakit jantung bawaan, hingga terapi pembuluh darah perifer.
Selain itu, ISICAM 2025 juga menampilkan 17 demonstrasi tindakan langsung yang dilakukan secara kolaboratif antara 3 rumah sakit luar negeri dari Cina, Bangladesh, dan Singapura, serta 6 rumah sakit Indonesia.
Keenam rumah sakit asal Indonesia yang berpartisipasi dalam demonstrasi ini adalah RS Jantung dan Pembuluh Darah
Harapan Kita (Jakarta), RSUP Fatmawati (Jakarta), RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah (Bali), RSUP Dr. Sardjito (Yogyakarta), RS Bina Waluya (Jakarta), dan RS Primaya (Tangerang).
Ketua Penyelenggara ISICAM 2025, dr. Dasdo Antonius Sinaga mengatakan, total peserta pada konferensi tahun ini diperkirakan menacpai 1.700 peserta, yang mencakup dokter spesialis jantung intervensi, fellow, perawat, teknisi kardiovaskular, hingga radiografer.
“Kami ingin seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di ruang kateterisasi jantung memperoleh manfaat nyata dari pembelajaran ini, baik dalam peningkatan keterampilan maupun kolaborasi lintas disiplin,” katanya.
