URstyle

Makan Malam Bikin Gemuk, Mitos atau Fakta?

William Ciputra, Rabu, 24 Januari 2024 15.36 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Makan Malam Bikin Gemuk, Mitos atau Fakta?
Image: Ilustrasi makan malam. (Freepik)

Jakarta - Pola makan sehat merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk menjaga kesehatan mental dan tubuh setiap orang. Namun ada banyak mitos yang berkaitan dengan makanan sehat yang tersebar di kalangan masyarakat, salah satunya makan di malam hari membuat berat badan meningkat.

Menurut Dokter Gizi, dr. Putri Sakti Dwi Permanasari, setidaknya ada lima mitos yang berkaitan dengan pola makan sehat yang tersebar di masyarakat. Ia pun membedah masing-masing mitos itu dalam rangka menyambut Hari Gizi Nasional 2024 bersama Tokopedia.

Menurut Dokter Putri, gizi seimbang menjadi hal paling penting dalam menerapkan gaya hidup sehat. Misalnya, selain karbohidrat sebagai sumber energi utama, tubuh juga membutuhkan sumber zat pembangun dan pengatur lainnya yang bisa didapat dari protein nabati dan hewani. 

“Keduanya juga mengandung lemak yang penting bagi tubuh asalkan dikonsumsi sesuai kebutuhan,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (24/1/2024). 

Mitos dan Fakta Makan Sehat

1607133165-anggapan-salah-tentang-diet2.jpg Ilustrasi diet (Freepik)

Menyambut Hari Gizi Nasional pada 25 Januari 2024, Tokopedia bersama Dokter Putri mengupas fakta dan mitos seputar makan sehat dan bergizi serta penerapan pola hidup yang lebih sehat. 

1. Makan Malam Bikin Gemuk

Salah satu mitos yang dipercaya masyarakat adalah makan di malam hari membuat berat badan naik. Alhasil banyak orang yang kemudian menghindari makan malam setelah jam-jam tertentu untuk menjaga berat badan. 

Menurut Dokter Putri, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Faktanya, kata dia, makan malam tidak akan membuat berat badan naik jika jumlah kalori yang dikonsumsi dalam sehari tetap sesuai kebutuhan dan membatasi konsumsi manis dan berlemak.

“Seseorang yang sedang menurunkan berat badan disarankan untuk makan malam 2-3 jam sebelum waktu tidur, untuk menghindari risiko asam lambung naik,” jelasnya. 

Bagaimana jika merasa lapar di malam hari? Putri menyarankan agar makan buah-buahan seperti blueberry yang mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan tulang, seperti kalsium, zat besi, magnesium, hingga fosfor atau pisang yang merupakan sumber potasium, vitamin C hingga antioksidan. 

“Hindari camilan seperti makanan olahan atau yang digoreng dengan minyak berlebih,” imbuhnya.

2. Pentingnya Mindful Eating

1706085197-Mindful-Eating.jpg Ilustrasi mindful eating. (Freepik)

Putri melanjutkan, mengurangi porsi makan berlebihan hingga menghindari makanan tertentu demi menurunkan berat badan justru tidak baik. Sebaliknya, kamu lebih baik menerapkan konsep fokus dalam menyantap makanan atau mindful eating.

“Lebih baik menerapkan mindful eating karena tidak ada makanan yang terlalu baik maupun jahat. Mindful didasarkan pada kesadaran penuh seseorang saat makan,” katanya. 

Selama menjalani mindful eating, seseorang dituntut untuk memperhatikan apa saja yang dimakan, seberapa besar porsi makan, hingga menyadari kapan saat lapar dan kapan saat kenyang. 

3. Mengikuti Pola Makan Sehat dari Medsos?

Perkembangan teknologi membuat setiap orang menjadi mudah dalam mengakses informasi. Salah satunya terkait pola makan sehat yang sangat mudah didapat di media sosial.

Menurut Putri, diet yang tepat adalah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, bukan berdasarkan testimonial atau yang sedang trending di media sosial. 

“Sebelum menjalankan diet, dianjurkan untuk konsultasi ke dokter gizi atau ahli gizi terlebih dahulu,” jelasnya.

Nantinya, ahli gizi akan mengatur pola diet berdasarkan kondisi tubuh pasien agar kebutuhan makronutrien dan mikronutrien seperti vitamin mineralnya tetap bisa terpenuhi. Mengingat diet tidak boleh trial and error. 

“Selain menerapkan diet sehat yang telah dianjurkan oleh dokter gizi atau ahli gizi, penting sekali untuk melengkapi gaya hidup sehat dengan berolahraga,” imbuhnya.

4. Pentingnya Olahraga untuk Diet

1646888984-Foto-cover-gerakan-olahraga-(Freepikuser18526052).jpeg ilustrasi gerakan olahraga (Freepik/user18526052)

Manfaat utama dari berolahraga adalah menjaga kesehatan tubuh dari penyakit. Selain pola makan yang sehat dan bergizi, Putri menyarankan untuk melakukan pula olahraga secara rutin, minimal 150 menit setiap minggu dengan intensitas sedang. 

World Health Organization (WHO) bahkan merekomendasikan berolahraga selama 150 menit tiap minggu olahraga untuk menguatkan massa otot.

“Pilihlah jenis olahraga kardio intensitas sedang yang seimbang, seperti jalan cepat, renang, atau jogging. Untuk penguatan otot, lakukan olahraga seperti push up, plank, sit up,” katanya.

5. Mitos tentang Intermitten Fasting

Intermittent fasting diet atau diet puasa merupakan salah satu tren kebugaran yang populer dan sangat digemari. Diet yang banyak dilakukan selebriti ini dengan berpuasa selama beberapa waktu. Metode diet ini membagi pola makan dalam dua jendela waktu, yakni waktu makan dan waktu berpuasa.

Dalam metode ini, banyak orang beranggapan boleh memakan memakan apa saja saat jendela makan. Padahal menurut Putri, jendela makan saat intermittent fasting adalah waktu untuk memenuhi segala kebutuhan tubuh secara seimbang.

“bukan bisa makan apa saja’ tetapi pemenuhan asupan karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin mineral dengan komposisi secara seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh pada waktu ‘jendela makan’,” katanya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait