URstyle

Mencegah Stunting Bisa Dimulai dari Gaya Hidup Sehat pada Perempuan

William Ciputra, Selasa, 6 Februari 2024 22.53 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mencegah Stunting Bisa Dimulai dari Gaya Hidup Sehat pada Perempuan
Image: Ilustrasi - Ibu dan bayi sehat. (Freepik)

Jakarta - Stunting menjadi masalah kesehatan yang ramai diperbincangkan dalam beberapa waktu terakhir. Pasalnya, masalah stunting bisa mempengaruhi produktivitas sebuah generasi pada suatu negara. 

Stunting sendiri merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. 

Bayi yang menderita stunting akan berdampak pada hambatan perkembangan kognitif dan motorik, penurunan kapasitas intelektual, dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular di masa depan. 

Berdasarkan estimasi UNICEF, prevalensi stunting di Indonesia sangat tinggi, yaitu 31,8% pada tahun 2021. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia dan Afrika. 

1707234662-Dokter-Boy.jpg Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Boy Abidin. (Urbanasia)

Menurut dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dr. Boy Abidin, mencegah stunting merupakan upaya yang kompleks dan harus dimulai dari hulu, yaitu gaya hidup perempuan sebagai calon ibu. 

“Kalau bicara gaya hidup sehat, itu tidak terkait ibu hamil saja, tapi semua perempuan yang memasuki usia produktif,” kata dr. Boy dalam acara ‘Generasi Sehat Bebas Stunting’ yang digelar Darya Varia di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Terkait gaya hidup sehat ini, dr. Boy menyarankan agar perempuan menjaga pola makan, menjaga berat badan, hingga rutin olahraga. Selain itu, kata dia, perempuan juga perlu mendapatkan edukasi seks dan reproduksi sejak dini. 

Menurutnya, edukasi seks dan reproduksi bagi remaja bisa memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk membuat keputusan yang bertanggung jawab tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, dan perencanaan keluarga. 

Dalam hal ini, Dokter Boy juga menyinggung pernikahan dini pada remaja yang menurutnya bisa meningkatkan risiko, termasuk stunting pada anak yang dilahirkan.

Sementara itu, upaya mencegah dan meminimalisir stunting turut dilakukan oleh Darya Varia. Dalam hal ini, Darya Varia memberikan bantuan berupa program pencegahan stunting di Desa Cibatok II, Kabupaten Bogor. 

Presiden Direktur PT Darya-Varia, dr. Ian Kloer menjelaskan, program ‘Generasi Sehat Bebas Stunting’ yang digelar di Desa Cibatok II memberikan hasil dan dampak yang positif.  

Program itu, kata Ian, berhasil menurunkan angka stunting pada anak sebesar 80% secara bertahap selama 5 tahun. Keberhasilan itu berkat sinergi yang solid antara Darya-Varia dengan seluruh elemen masyarakat serta mitra terkait. 

“Di awal program tahun 2018, terdapat 68 anak yang mengalami stunting. Melalui berbagai program pencegahan dan edukasi, angka ini terus menurun dan pada tahun 2023 angka stunting berhasil ditekan dengan hanya 13 anak,” kata dr. Ian. 

1707234705-Darya-Varia.jpg Presiden Direktur PT Darya-Varia, dr. Ian Kloer. (Urbanasia)

Program-program yang dijalankan setiap tahunnya antara lain edukasi kesehatan secara umum kepada kader Duta Sehat, Pelatihan Peningkatan Kompetensi Bidan, dan Pemberdayaan Posyandu.

Program tersebut dijalankan melalui pengadaan bahan makanan sehat dan peralatan kesehatan, pengecekan kesehatan gratis, hingga mendukung pembangunan infrastruktur kesehatan.

Dr. Ian menegaskan, stunting telah menjadi isu kesehatan yang membutuhkan perhatian khusus di Indonesia. Perlawanan terhadap stunting memerlukan pendekatan dan intervensi sistematis terhadap ekosistem, selain pemenuhan gizi yang optimal. 

“Upaya mengentaskan stunting di Indonesia bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kesejahteraan bangsa,” pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait