Mengenal Disease X, Virus Baru yang Diprediksi Bakal Jadi Pandemi

Jakarta - Belum usai pandemi virus corona (COVID-19), manusia kini diperingatkan soal kemunculan virus baru yang juga mematikan bernama Disease X.
Melansir Ecohealth Alliance, Senin (4/1/2021), Disease X atau Penyakit X adalah nama misterius yang diberikan untuk ancaman sangat serius terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh virus tidak dikenal.
Penyakit ini termasuk yang ditakuti para ilmuan dan pakar kesehatan. Disease X pun ada dalam daftar ancaman kesehatan prioritas utama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setara dengan SARS, Zika, demam Lassa, dan Ebola.
Penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk mempersiapkan manusia akan ancaman ini.
Prediksi tersebut dikemukakan oleh profesor emeritus dari pengobatan darurat Universitas Arizona, Amerika Serikat (AS), Kenneth Iserson.
Disease X ditemukan pertama di Afrika, tepatnya Kongo, setelah seorang pasien yang dirahasiakan identitasnya menjalani pemeriksaan pasca munculnya gejala demam berdarah.
Namun, hingga kini, epidemi ini masih jadi hipotesis para ilmuwan. Sumber virus ini pun sesungguhnya masih belum bisa diprediksi.
"Cara penularan awalnya tidak diketahui, begitu pula gambaran gejala atau tingkat keparahannya," kata profesor sekaligus wakil dekan penelitian di Saw Swee Hock School of Public Health di National University of Singapore, Alex Cook.
Banyak ahli percaya Disease X berasal dari virus yang berasal dari hewan lalu menulari manusia.
Namun, Public Health England (PHE) menyatakan bahwa ada potensi Disease X dapat bermanifestasi ke bentuk infeksi bakteri dengan peningkatan resistensi antibiotik.
Masuk dalam Penyakit infeksi emerging (PIE), Disease X diperkirakan berupa virus pernapasan yang mirip dengan flu. Virus ini dapat mencapai ibu kota di seluruh dunia dalam waktu 60 hari sehingga diprediksi sebagai the next pandemi.
Mengutip laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), PIE adalah penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya atau telah ada sebelumnya, namun meningkat dengan sangat cepat, baik dalam jumlah kasus baru di dalam satu populasi, ataupun penyebarannya ke daerah geografis yang baru (re-emerging infectious disease).
Sebenarnya COVID-19 juga dapat dikategorikan sebagai Disease X yang pertama. Namun, Disease X selanjutnya mungkin akan lebih menular karena telah bermutasi dengan cepat.
Diskusi soal Disease X sendiri sudah mulai sejak 2018 silam, saat para ahli berkumpul di Jenewa, Swiss.