URstyle

Rosie Rahmadi Tampilkan Koleksi ‘Kalopsia’ di ISEF 2020

Anisa Kurniasih, Jumat, 30 Oktober 2020 14.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Rosie Rahmadi Tampilkan Koleksi ‘Kalopsia’ di ISEF 2020
Image: Koleksi ‘Kalopsia’ rancangan desainer Rosie Rahmadi di ISEF 2020 hari kedua (Dok.Rosie Rahmadi)

Jakarta - Tutur memeriahkan  ISEF 2020 di hari kedua, Rosie Rahmadi mengusung koleksi ‘Kalopsia’ yang terinspirasi dari konsep Rahmatan Lil Alamin.

Kalopsia diambil dari istilah Yunani yang berarti khayalan tempat segala sesuatu tampak lebih indah dari yang sebenarnya.

“Seperti sebuah delusi yang Indah di depan, tetapi di balik itu semua ada sesuatu yang sangat mendesak untuk mengurangi konsumerisme berlebihan dan impact limbah fashion yang begitu banyak” Ungkap desainer yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai Designer of The Year di Bali Fashion Week 2019 ini.

Kalopsia terilhami dari konsep boneka kertas yang seringkali ia mainkan di masa kecilnya.

“Dulu, aku suka main mix and match boneka kertas. Kita jadi lebih kreatif menciptakan berbagai gaya baru dengan satu atau beberapa item” tambahnya.

Menurut penelitian, kebanyakan dari orang hanya menggunakan 6-38% dari wardrobe yang mereka miliki. 

Penelitian lain juga menyebutkan maksimal seseorang menggunakan hanya 50% dari wardrobe yang dimiliki. 

Kebanyakan orang merasa pakaian yang dimilikinya tidak lagi up to date dengan trend yang ada, bahan yang kurang nyaman digunakan karena kualitas bahan yang kurang baik, atau karena perubahan bentuk badan karena naiknya berat badan, menurunnya berat badan, hamil, dan lain-lain.

“Multifungsional wardrobe menjawab problem itu. Kenapa? Karena dalam multifungsional desain pakaian dibuat 8meless sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama Tanpa terikat dengan trend dalam waktu tertentu.” tambahnya.

Multifungsi merupakah salah satu strategi konsep sustainable yang mampu membuat sebuah pakaian dapat memiliki fungsi dan style yang berbeda beda sehingga memberikan daur hidup pakaian yang lebih panjang. 

Dengan demikian, pengguna diharapkan tidak cepat jenuh dengan produk dan otomatis menunda pembuangannya.

“Jadi sama halnya dengan konsep boneka kertas saat kecil dulu, satu item yang kita gunakan bisa di-styling sedemikian rupa dan dapat digunakan untuk berbagai gaya dan suasana” ujar desainer yang dikenal dengan sentuhan hand touch dalam koleksinya seperti makrame, sulam, atau aksen kepang ini.

Kalopsia menggunakan warna warna dengan tone natural dengan bahan utama linen, katun dan viscose, serta tetap konsisten dengan kenyamanan siluet A line & H line sebagai ciri khasnya. 

Beberapa item makrame sengaja didesain bisa dilepas pasang dengan pakaian lain untuk memberikan kesan yang unik.

Koleksi ini terdiri dari beberapa item seperti atasan, tunik, palazzo, outer dan dress yang masing-masing bisa berganti fungsi.

“Diharapkan dari Kalopsia ini dapat memberikan inspirasi dan manfaat, bagaimana ketika kita kreatif tidak perlu memiliki banyak pakaian, cukup beberapa helai saja tetapi sangat fungsional untuk berbagai kesempatan sehingga konsumsi atas fashion bisa lebih bertanggung jawab” Kata Rosie.

Seperti kita tahu guys, trend Modest Fashion atau pakaian ‘sopan’ dan tertutup memperlihatkan kenaikan minat yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan. 

Istilah modest fashion sendiri tidak hanya digunakan untuk muslimah, namun juga digunakan untuk fashion yang menutupi lekuk tubuh atau tidak menonjolkan bentuk tubuh. 

Peminatnya pun tidak terbatas hanya untuk penganut agama tertentu tetapi lebih luas lagi. Contohnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia yang juga memiliki kebutuhan terhadap pakaian modest yang sangat tinggi. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait