URstyle

Vaksinolog Sebut Manfaat Vaksin AstraZeneca Lebih Besar Dibanding Risikonya

Kintan Lestari, Kamis, 20 Mei 2021 17.51 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Vaksinolog Sebut Manfaat Vaksin AstraZeneca Lebih Besar Dibanding Risikonya
Image: Vaksin AstraZeneca yang dikembangkan Inggris. (31/10/2020). (ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/pri.)

Jakarta - Salah satu vaksin yang digunakan Indonesia demi mencapai herd immunity adalah vaksin AstraZeneca.

Namun belakangan ini muncul pemberitaan negatif pada vaksin tersebut. Akibatnya, masyarakat jadi khawatir dengan vaksin buatan Oxford itu.

Menjawab kekhawatiran masyarakat akan vaksin AstraZeneca, vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe meyakinkan bahwa vaksin tersebut aman.

“Vaksin AstraZeneca secara umum merupakan vaksin yang aman dan efektif. Vaksin AstraZeneca bersama Sinovac dan Shinoparm sebelumnya sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). EUA ini merupakan kajian akademis yang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, vaksin apapun yang telah mendapatkan EUA dari Badan POM bisa dipastikan keamanan dan efektivitasnya,” tegas dr. Dirga.

Ia juga mengungkap bahwa vaksin tersebut termasuk vaksin COVID-19 yang paling banyak dipakai di dunia.

Meski sudah disuntikkan ke beberapa orang, namun dr. Dirga menyebut para ahli di bidang terkait tetap mengawasi penggunaan vaksin tersebut.

“Tentu proses evaluasi dan monitoring setelah mendapatkan EUA ini terus berjalan. Para ahli, Badan POM, dan Kementerian Kesehatan terus mengawal peredaran dan penggunaan vaksin ini di masyarakat,” terang dr. Dirga.

Mengenai beberapa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) usai disuntikkan vaksin ini, dr. Dirga menyebut itu adalah reaksi yang wajar.

“Ini menunjukkan bahwa vaksin bekerja karena vaksin memiliki zat antigen sehingga perlu proses pengenalan pada tubuh untuk membentuk antibodi. Secara keseluruhan, KIPI pada AstraZeneca masih bersifat ringan dan bisa ditangani,” ujarnya.

Kemudian soal berita vaksin AstraZeneca berkaitan dengan pembekuan darah, Dirga menyatakan kalau kasus tersebut sangat jarang terjadi. Dan bila terjadi, bisa ditangani secara medis.

“Saat ini kita mendengar informasi beberapa kasus pembekuan darah abnormal yang disebut thrombosis yang dihubungkan dengan vaksin AstraZeneca. Sejauh ini yang kita ketahui kejadian thrombosis ini amat sangat kecil yakni hanya 10 kasus dari 1 juta orang yang menerima vaksin AstraZeneca. Kondisi inipun masih bisa ditangani secara medis. Para ahli saat ini terus mempelajari karakteristik kondisi thrombosis ini, namun dibandingkan dengan thrombosis akibat terinfeksi COVID-19, kejadian yang diakibatkan AstraZeneca sangat kecil. Kesimpulannya, vaksin AstraZeneca aman dan manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya,” pungkasnya.

Dirga memberi contoh negara lain yang juga menggunakan vaksin ini mereka berhasil menekan kasus baru. 

“Banyak negara di Eropa dan Asia yang sudah menggunakan AstraZeneca dan bisa dilihat bahwa laporannya berhasil menekan kasus baru. Salah satu laporan menunjukkan bahwa setelah dosis pertama efektivitasnya sebesar 65% mampu mencegah penularan dan efektivitasnya untuk mencegah COVID-19 yang bergejala hingga 72%,” tambahnya.

Terakhir, ia mengingatkan masyarakat untuk tidak takut divaksin, baik menggunakan AstraZeneca atau vaksin lainnya, guna mengendalikan pandemi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait