URstyle

Waduh, Ikan Wader Terancam Punah!

Farah Yuniar, Kamis, 11 Mei 2023 14.51 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Waduh, Ikan Wader Terancam Punah!
Image: Ikan Wader yang terancam punah. (Dok. Dinas Perikanan Kab Proboliggo)

Jakarta - Urbanreaders, siapa di antara kalian yang suka makan ikan wader? Ada kabar kurang baik nih, pasalnya ikan wader atau rasbora lateristriata terancam punah. 

Hal ini diungkap oleh Guru Besar Ilmu Manajemen Sumberdaya Perikanan Universitas Gadjah Mada, Prof Djumanto. Menurutnya, status ikan wader saat ini rentan punah dan bisa meningkat jadi kritis. 

“Spesies ikan yang berstatus rentan yaitu ikan wader (Rasbora lateristriata) bisa menjadi kritis ketika kualitas habitat ikan wader mengalami penurunan yang sangat drastis, sehingga tidak cocok untuk berkembang biak,” katanya dikutip dari laman resmi UGM, Kamis (11/5/2023). 

Djumanto menjelaskan terdapat sejumlah faktor utama yang mengancam keberadaan ikan air tawar asli perairan darat termasuk ikan wader. Salah satunya adalah cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan seperti memakai setrum atau kejut listrik.

Selain itu, perilaku pemancing ikan yang kurang bertanggung jawab seperti melepaskan spesies ikan tertentu berakibat pada penurunan populasi ikan mangsa. 

Lalu, introduksi spesies asing yang invasif bisa menjadi kompetitor atau predator ikan asli.

Lebih lanjut ia menjelaskan perairan umum darat di DIY masih menyimpan sebanyak 47 jenis ikan, meliputi 42 jenis ikan lokal/asli dan 5 jenis ikan introduksi yakni ikan red devil, guppy, nila, sapu-sapu, dan ekor pedang.

Sementara berdasarkan status keberadaannya, ikan berstatus risiko rendah sebanyak 83%, ikan berstatus belum dievaluasi sebesar 13%, sedangkan yang berstatus informasi data kurang dan rentan masing-masing 2%.

Djumanto mengatakan perlindungan dan pelestarian terhadap ikan asli dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pemanfaatan ikan terkendali, pembuatan reservat, penebaran atau restocking, pengendalian ikan invasif, domestikasi ikan asli, dan modifikasi habitat pemijahan.

Terkait modifikasi pemijahan, sebagian besar ikan memijah bertepatan saat musim hujan ketika tersedia air yang melimpah dan kualitasnya baik. 

Sementara pada ikan wader pari (Rasbora lateristriata) yang mendiami sungai Ngrancah, pemijahan terjadi pada peralihan musim hujan dan kemarau ketika suhu udara rendah dan kandungan oksigen tinggi.

Pemijahan bisa dilakukan dengan menyediakan habitat pemijahan berupa cekungan yang berukuran sekitar 2 x 1 m2 dan rerata kedalaman air 30 cm dengan substrat dasar pasir pada sisi sungai dapat memicu ikan wader pari untuk datang dan memijah.

Semakin banyak cekungan sebagai habitat pemijahan di sepanjang sisi sungai dapat meningkatkan peluang ikan wader pari untuk memijah sehingga populasinya akan tinggi. 

Mode yang sama dapat digunakan untuk jenis ikan lain yang menjadi target untuk dikonservasi, misalnya pada ikan uceng (Nemacheilus fasciatus).

Djumanto menekankan perlunya peningkatakan keanekaragaman sumber daya ikan perairan darat melalui berbagai upaya. Upaya menjaga keanekaragaman ikan asli dapat melibatkan kelompok masyarakat melalui edukasi, lomba atau sayembara, dan kegiatan lain yang bernuansa wisata.

Pengendalian ikan invasif dapat dilakukan dengan edukasi dan mencegah tersebarnya ikan invasif di perairan umum.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait