Wanita Lebih Rentan Terkena Osteoporosis dari Pria, Benarkah?

Jakarta - Osteoporosis menjadi salah satu penyakit yang kerap kali menyerang manusia dengan usia lanjut atau lansia. Namun secara gender, wanita dianggap lebih rentan terserang osteoporosis dibanding laki-laki. 

Rupanya, hal itu bukan sekadar anggapan atau mitos saja. Dokter Yoshi Pratama, Dokter Spesialis Ortopedi RS Pondok Indah Bintaro Jaya membenarkan prevalensi wanita terserang osteoporosis lebih tinggi dibanding pria. 

Menurut Dokter Yoshi, salah satu faktor yang mempengaruhi osteoporosis adalah kepadatan atau densitas tulang. Dalam hal ini, kepadatan tulang laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. 

“Selain itu perempuan yang sudah menopause akan mengalami penurunan hormon estrogen, sehingga memicu peningkatan osteoporosis,” kata Dokter Yoshi dalam diskusi media di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Dokter Yoshi Pratama, Dokter Spesialis Ortopedi RS Pondok Indah Bintaro Jaya. (Urbanasia)

Yoshi menambahkan, kepadatan tulang manusia cenderung terus meningkat di usia 0-30 tahun. Lalu kepadatan tulang akan mencapai titik tertinggi di usia 30-40 tahun. 

Setelah itu, lanjutnya, kepadatan tulang akan mengalami penurunan pada usia di atas 40 tahun. Hanya saja, penurunan kepadatan tulang pada wanita lebih cepat, dan sudah memasuki risiko ketika berusia 50 tahun.

Terkait faktor risiko, Yoshi menyebut ada faktor utama yang mempengaruhi osteoporosis, yaitu usia, kepadatan mineral tulang, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. 

Selain itu ada faktor-faktor lain, seperti kurang gerak, berat badan rendah, kebiasaan merokok dan minum alkohol, asupan kalsium yang rendah, paparan sinar matahari yang rendah, mengidap penyakit tertentu, hingga konsumsi obat-obatan tertentu. 

Dalam kesempatan tersebut, Yoshi juga menerangkan empat titik yang biasa menyerang osteoporosis. Keempatnya adalah panggul, pergelangan tangan, tulang punggung, dan bahu.