URstyle

Fakta Virus Corona Varian Baru 'Eek' yang Terdeteksi di Indonesia

Eronika Dwi, Rabu, 7 April 2021 14.08 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Fakta Virus Corona Varian Baru 'Eek' yang Terdeteksi di Indonesia
Image: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/Inactive_account_ID_249)

Jakarta - Dunia tengah dihebohkan dengan penularan virus corona varian 'Eek' atau mutasi E484K. Varian jenis ini bahkan terdeteksi sudah terjadi di Indonesia. 

Hal itu dikonfirmasi oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. 

Siti Nadia menyebut, telah ditemukan satu kasus penularan varian Eek di Tanah Air, tepatnya di DKI Jakarta. 

Temuan tersebut didapat berdasarkan tes spesimen yang dilakukan oleh otoritas berwenang di Indonesia sejak Februari 2021.

"Tetapi dilaporkannya (temuan kasus) pada 2 atau 3 hari yang lalu di GISAID oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman," kata Siti Nadia, sebagaimana dikutip dari ANTARA, Rabu (7/4/2021). 

Sebagai informasi, GISAID merupakan organisasi nirlaba yang menyediakan bank data untuk acuan riset pengurutan genom virus corona penyebab COVID-19 (SARS-CoV-2).

Saat ini individu yang terkonfirmasi positif terpapar mutasi virus varian Eek sudah sehat dan terus dipantau Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Menurut laporan Kemenkes, penularan kasus varian Eek terjadi secara lokal. Pasalnya, individu yang terpapar tidak habis bepergian ke luar negeri. 

Meski begitu, hingga hari ini belum ada kasus serupa yang ditemukan di wilayah lain di Indonesia. Kemenkes pun masih melakukan pemantauan terhadap penularan varian Eek.

Apa sih sebenarnya varian Eek ini? Berikut sejumlah fakta mengenai varian Eek yang dirangkum dari berbagai sumber. 

1. Ditemukan di Jepang

1614673836-Ilustrasi-virus-mutasi-corona-2.jpgSumber: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/WiR_Pixs)

Pada Maret 2021, di Jepang, khususnya Tokyo, ditemukan 10 dari 14 orang yang dites positif COVID-19 di Tokyo Medical and Dental University Medical Hospital hasilnya terinfeksi varian virus corona Eek. 

Pada 10 kasus yang ditemukan di Tokyo Medical and Dental University, pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

2. Terdapat di Beberapa Varian Lain

1614673817-Ilustrasi-virus-mutasi-corona-1.jpgSumber: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/Alexandra_Koch)

Awalnya, mutasi E484K atau Eek ditemukan pada mutasi virus Corona B1351 asal Afrika Selatan. 

Namun, setelah diteliti oleh Analisis Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE), mereka menemukan Eek juga merupakan mutasi dari virus corona varian B117 yang ditemui di Inggris dan Afrika Selatan. 

Tak sampai di situ, beberapa penelitian juga menemukan mutasi Eek pada varian P1 di Brazil.

3. Pengaruh Eek Pada Efektivitas Vaksin COVID-19

1617273245-vaksin-covid19.jpgSumber: Ilustrasi vaksin COVID-19. (Freepik)

Sebuah penelitian di Afrika Selatan menyebut, ada kemungkinan varian Eek membentuk kombinasi dengan mutasi lain. 

Maka itu dikhawatirkan bahwa vaksin COVID-19 yang sudah ada saat ini tidak mempan mengatasi infeksi yang disebabkan oleh mutasi E484K.

Pendapat serupa juga datang dari Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman. Mereka juga khawatir varian Eek berdampak pada penurunan hasil efikasi (kemanjuran) vaksin COVID-19. 

Pasalnya, Eijkman menyebut, mutasi varian ini terjadi di protein spike atau yang sering disebut protein S1. Hal itu mengakibatkan reseptor lebih mengikat pada sel manusia menjadi lebih kuat, yang berimplikasi pada cepat dan banyaknya jumlah penularan. 

Beberapa peneliti juga menyebut E484K sebagai 'escaped mutant', yakni versi mutan virus Corona yang terbukti dapat lepas dari antibodi pada tubuh pasca vaksinasi. Namun, hal ini masih dalam penelitian. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait