URtrending

Tagihan Melonjak, Pelanggan Ramai-ramai Protes PLN

Nunung Nasikhah, Minggu, 7 Juni 2020 13.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tagihan Melonjak, Pelanggan Ramai-ramai Protes PLN
Image: PLN. (indonesia.go.id)

Jakarta – Permasalahan listrik yang dikelola oleh perusahaan listrik negara (PLN) tengah menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia.

Di samping mengeluhkan kesalahan sistem yang membuat para penggunanya tak dapat membayar tagihan dengan keterangan ‘diblokir’, banyak juga pelanggan yang mengeluh tagihan listrik melonjak cukup drastis di bulan ini.

Komplain banyak datang dari media sosial, termasuk di instagram. Berdasarkan pantauan tim Urbanasia pada Minggu (7/6/2020), komplain dan protes tentang melonjaknya pembayaran listrik juga membanjiri kolom komentar akun @pln_id.

Dalam sebuah postingan yang diunggah oleh akun @pln_id pada Minggu (7/6/2020), banyak pelanggan yang mengeluh tagihannya menjadi berkali-kali lipat.

1591510864-KOMPLAIN.jpg

“Wah.. Gila nh PLN tagihan saya naik 100%.. Rumah kosong gk ada penghuni.. Tagihan 300.000 wahhh... Sarap.. Dkomplain malah disuruh catat pemakaian sndiri.. Trus guna petugas lapangan itu apa..?? Makan tidur..?? Y allah jahat banget.. Semoga saingan nya cepat ketemu,” kata seorang netizen di kolom komentar.

“Biasa bayar listrik 400rb.. bulan ini 1.400.000.. Paraaahhhh.. Ini ada apaaa ? Tlp call centre katanya mw di tlp balik sama pln, gak di tlp2 sampai skrg.. Ke kantor PLN langsung ,pegawai nya masih pada wfh... Hadeuhh,” imbuh pelanggan lainnya.

“LISTRIK NAEK 3X LIPAT NIH GMN MIN PUSING SAYA,” keluh pelanggan lain.

“Tagihan tiap bulan biasanya cuma 150 rb, naik.y gak waras jadi 835 rb,” kata pelanggan lainnya.

“Tagihan biasa 300 rb ini sampe 1 JT kaget ...gilaaa emang complain nya susah banget,” ujar netizen lain.

Terkait kenaikan tagihan listrik pada Juni 2020 tersebut, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN, Bob Saril, mengatakan hal tersebut merupakan dampak dari penghitungan rata-rata pada tiga bulan terakhir saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

“Tidak ada kenaikan tarif listrik, tapi memang ada kenaikan konsumsi listrik selama kebijakan PSBB yang dihitung menggunakan skema rata-rata tiga bulan sebelumnya,” kata Bob dalam diskusi virtual dengan wartawan di Jakarta, seperti dikutip dari Antara (7/6/2020).

Menurutnya, kebanyakan pelanggan akan mengalami lonjakan pembayaran tagihan pada Juni lebih dari 20 persen daripada Mei 2020.

Hal tersebut akibat penagihan menggunakan rata-rata tiga bulan terakhir sehingga kenaikannya akan dibayar sebesar 40 persen pada Juni.

Untuk mengurangi lonjakan kenaikan tersebut, sisanya yaitu 60 persen-nya akan dibagi rata dalam tagihan bulan ke depan.

Bob juga menambahkan, dalam bulan dua terakhir, sebagian pelanggan PLN yang jumlah totalnya sekitar 75 juta, rekening bulanannya dihitung dari rata-rata 3 bulan terakhir pemakaian. Hal tersebut akibat pemberlakuan PSBB di beberapa wilayah sebagai dampak dari pandemi COVID-19.

Pada tagihan listrik bulan April dan Mei, sebagian pelanggan ditagih pembayarannya menggunakan rata-rata tiga bulan sebelumnya.

Kemudian, menurut Bob, PLN mengatur kenaikan lonjakan tagihan pada bulan Juni maksimum 40 persen dari tagihan bulan sebelumnya agar tidak memberatkan konsumen.

Sisa tagihan yang belum terbayar di bulan Juni atau 60 persen dari lonjakan tagihan akan dibagi rata dalam 3 bulan ke depan.

Di samping itu, menurut Bob, PLN juga terus melakukan pengecekan ulang terhadap pelaksanaan pemberian subsidi pembebasan tagihan listrik untuk pelanggan golongan Rumah Tangga, Bisnis Kecil, dan Industri Kecil berdaya 450 VA dan diskon 50 persen bagi pelanggan Rumah Tangga 900VA Bersubsidi.

Pengecekan tersebut dilakukan dari bulan ke bulan, untuk memastikan bahwa stimulus kelistrikan yang diberikan oleh pemerintah tersebut benar-benar tepat sasaran.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait