URnews

Taliban Masuk Kabul, AS Evakuasi Diplomatnya dari Afghanistan

Nivita Saldyni, Minggu, 15 Agustus 2021 20.54 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Taliban Masuk Kabul, AS Evakuasi Diplomatnya dari Afghanistan
Image: Suasana di Kandahar, Afghanistan, Sabtu (14/8/2021). Sumber: ANTARA FOTO/Taliban Handout/via REUTERS/HP/sa.

Kabul - Gerilyawan Taliban mulai memasuki ibu kota Afganistan, Kabul pada Minggu (15/8/2021). Kejadian itu berlangsung saat Amerika Serikat (AS) tengah mengevakuasi diplomat dari kedutaannya menggunakan helikopter dengan pengamanan ketat.

Dikutip dari Antara, pejabat senior Afghanistan mengatakan bahwa Taliban telah datang dari berbagai penjuru. Namun, ia tak menjelaskan lebih detail soal 'segala penjuru' tersebut. Masuknya Taliban ke ibu kota menegaskan kemenangan kelompok bersenjata yang digulingkan Amerika Serikat 20 tahun lalu dari puncak kekuasaan. 

Masuknya Taliban sangat mengejutkan. Pasalnya belum lama ini intelijen AS memprediksi Kabul akan dikepung dalam waktu satu bulan dan jatuh dalam waktu tiga bulan. Namun ternyata, pertahanan pemerintah Afganistan runtuh hanya dalam hitungan satu minggu. 

Melansir dari AP News, juru bicara Taliban Suhail Shaheen, dalam laporan Al-Jazeera Qatar mengatakan bahwa mereka tengah 'menunggu pemindahan kota Kabul secara damai'. Sementara penjabat Menteri Pertahanan Bismillah Khan telah berusaha meyakinkan publik bahwa Kabul akan tetap 'aman'. Bahkan kelompok itu juga berusaha menenangkan penduduk ibu kota dan bersikeras mengatakan mereka tidak akan memasuki rumah warga atau mengganggu bisnis.

Taliban sendiri sebelumnya telah merebut Kota Jalalabad di bagian timur tanpa perlawanan pada Minggu. Hal ini membuat mereka mampu mengendalikan salah satu jalur darat utama ke Afghanistan. Kemudian, pos perbatasan Torkham dengan Pakistan juga telah diambil alih. Hal ini membuat bandara Kabul jadi satu-satunya jalan untuk keluar dari Afghanistan.

Hal ini membuat kepanikan warga tak bisa terbendung. Banyak yang bergegas pulang, bahkan tak sedikit yang meninggalkan negara itu melalui bandara. Mereka khawatir akan terjadinya pertempuran. Namun hingga saat ini Presiden Ashraf Ghani belum memberikan keterangan resminya. 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait