Tebet Eco Park Tutup Sementara hingga Akhir Juni, Ini Alasannya!

Jakarta - Belum lama diresmikan, Tebet Eco Park yang jadi destinasi andalan baru di Jakarta Selatan mengumumkan tutup sementara. Kabar tersebut diumumkan langsung lewat akun Instagram resmi @tebetecopark.
Dalam unggahan tersebut, dijelaskan penutupan dilakukan dalam rangka pemeliharaan taman sekaligus perbaikan fasilitas mulai Rabu (15/6/2022) hingga akhir Juni 2022, Guys.
“Terima kasih Teman untuk antusiasme selama dua bulan ini. Untuk kenyamanan bersama, Tebet Eco Park akan ditutup hingga akhir Juni,” demikian pengumuman yang tertulis di kolom caption, dikutip Kamis (16/6/2022).
Dalam unggahan tersebut, disebutkan untuk pengunjung yang ingin datang diharap menunggu pemberitahuan selanjutnya.
“Eits, tapi jangan berkecil hati. Kami akan kembali. sampai jumpa!,” jelasnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga ikut buka suara terkait ditutupnya Tebet Eco Park. Lewat Instagramnya, ia menjelaskan jika wilayah sekitar Tebet Eco Park akan dijadikan Zona Emisi Rendah dan pada akhir pekan seluruh kendaraan bermotor dibatasi masuk kecuali bagi penghuni.
“Jumlah pengunjung, utamanya di akhir pekan, akan dibatasi sesuai kapasitas taman. Ketertiban dan kebersihan lingkungan akan dijaga secara ketat,” tuturnya.
Ia bercerita, sejak Tebet Eco Park dibuka, warga Jakarta dan bahkan luar Jakarta berbondong-bondong datang dan menikmatinya. Berbagai segmen usia dan ekonomi pun bergantian menjelajah taman dan memanfaatkan berbagai fiturnya.
“Tentu kami di Pemprov DKI senang melihat antusiasme warga dalam memanfaatkan fasilitas yang sudah dibangun,” ungkap Anies.
Namun, menurutnya, jumlah warga yang datang ke Tebet Eco Park sangat tinggi hingga taman dan wilayah sekitarnya menjadi amat padat. Taman yang dirancang berkapasitas 8-10 ribu, pernah kedatangan 60 ribu warga dalam satu hari di akhir pekan.
“Kesempatan menikmati taman menjadi sangat berkurang karena kepadatan yang ekstrem,” lanjutnya.
Anies menambahkan, taman tersebut dibangun untuk warga menikmati suasana taman dan hutan kota, mendapatkan wawasan lingkungan hidup yang asri dan lestari.
Tujuan tersebut sulit tercapai bila kepadatan begitu esktrem yang membuat suasana taman lebih menyerupai festival daripada taman kota.
“Maka, kami harus menata ulang pengelolaan Tebet Eco Park,” tutup Anies.