URstyle

Terkait Penyebutan Hepatitis Misterius, Epidemiolog UI: Tidak Ada Penyakit yang Misterius

Hanisa Sutoyo, Kamis, 7 Juli 2022 14.12 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Terkait Penyebutan Hepatitis Misterius, Epidemiolog UI: Tidak Ada Penyakit yang Misterius
Image: Freepik/saiful52

Jakarta - Penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang sejumlah anak di Indonesia hingga saat ini masih belum diketahui diagnosanya.

Hal itu membuat Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Tri Yunis Miko Wahyono M.Sc., mengungkap tidak setuju dengan penyebutan ‘misterius’ pada penyakit tersebut.

Menurutnya panggilan unidentified lebih cocok daripada penyakit 'misterius'. Lagipula, penyakit ini sudah diketahui termasuk dalam kategori hepatitis.

“Terminologi ‘hepatitis yang belum diidentifikasi (unidentified)’ dipilih karena hepatitis ini bukanlah penyakit baru di Indonesia,” ujarnya dalam sebuah keterangan pers, Kamis (7/7/2022).

Terkait penanganan sebuah penyakit, Miko menilai ada tiga tingkatan dalam sistem pelayanan kesehatan, yakni layanan primer pada strata bawah, layanan sekunder pada strata tengah, dan layanan tersier pada strata atas.

Penyakit hepatitis akut sendiri memerlukan upaya penanganan dalam sistem pelayanan sekunder. Namun, layanan ini dinilai masih jauh dari standar diagnosis.

“Sistem kesehatan negara kita masih jauh dari kata well-organized dan masih belum cukup ajeg. Terdapat berbagai tantangan yang dihadapi ke depannya, seperti konsep layanan primer yang perlu dibuat lebih benar, integrasi layanan sebagai target pada 2024, serta sistem pelayanan lebih baik yang diharapkan tercapai pada 2030,” jelas Miko.

Ia pun menyatakan, tantangan ini akan bisa dihadapi melalui sinergi dari berbagai sektor, tidak hanya pada sektor kesehatan.

“Tantangan ini dapat dicapai bukan hanya dengan andil sektor kesehatan, melainkan juga dengan sinergi dari aspek politis karena berbagai kebijakan dari sektor apapun, termasuk sektor kesehatan, tidak terlepas dari keputusan politik,” pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait