URguide

Terlalu Banyak Waktu Luang Ternyata Nggak Baik untuk Kesehatan Loh

Alfian Muntahanatul Ulya, Senin, 19 September 2022 14.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Terlalu Banyak Waktu Luang Ternyata Nggak Baik untuk Kesehatan Loh
Image: Ilustrasi orang bersantai (Pexels)

Jakarta - Nggak semua orang punya kesempatan menikmati waktu luang untuk sekadar istirahat, bersantai, rebahan, dan menghabiskan waktu guna scrolling media sosial.

Tentu semua hal yang porsinya nggak tepat, nggak akan berbuah baik juga. Termasuk waktu senggang yang kita miliki. Mungkin kamu juga pernah membayangkan jika terlalu banyak bersantai tidak akan baik bagi kesehatan.

Sebuah penelitian baru membenarkan hal itu, bahwa memiliki terlalu banyak waktu luang hampir sama buruknya bagi kesehatan kita, seperti saat kita bahkan hampir nggak punya waktu bersantai sejenak.

Para peneliti mengatakan, ketika waktu senggang yang dimiliki seseorang meningkat, hal itu juga bisa meningkatkan kesenangan mereka tapi hanya sampai titik tertentu. Yang artinya, jika terlalu banyak menganggur juga akan membuatmu bosan.

Senada dengan yang dikatakan oleh penulis studi tersebut, Dr. Marissa Sharif yang mempertanyakan ada kaitan apa di antara keluhan terlalu sibuk hingga tidak punya waktu luang dengan kebahagiaan yang lebih besar. Apa benar, punya lebih banyak waktu senggang bisa meningkatkan kebahagiaan?

"Kami menemukan bahwa kekurangan waktu luang dalam satu hari menghasilkan stres yang lebih besar dan kesejahteraan subjektif yang lebih rendah.  Namun, sementara terlalu sedikit waktu itu buruk, memiliki lebih banyak waktu tidak selalu lebih baik," kata Sharif, mengutip Study Finds.

Tim peneliti menganalisis hasil survei penggunaan waktu Amerika di antara tahun 2012 dan 2013, dengan melibatkan lebih dari 21.700 responden yang berpartisipasi. 

Survei ini dilakukan dengan cara meminta peserta memberikan laporan tentang apa yang mereka lakukan selama 24 jam sebelumnya secara detail, dengan menunjukkan waktu dan durasi setiap aktivitas. Mereka juga diminta melaporkan perasaan mereka.

Lebih jauh, hasilnya menunjukkan ketika waktu luang meningkat, perasaan bahagia juga meningkat, namun sayangnya hanya bertahan selama sekitar dua jam dan mulai menurun setelah lima jam.

Sekali lagi, data tersebut menunjukkan bahwa tingkat waktu luang yang lebih tinggi memang berkaitan erat dengan perasaan sejahtera, senang, atau bahagia pada pemiliknya. Tapi kesenangan itu hanya akan bertahan sampai titik tertentu. Setelah itu, kelebihan waktu luang nggak ada kaitannya dengan perasaan bahagia yang lebih besar.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait