URedu

Terlalu Stres Mikirin Kerjaan? Awas Kena Burnout Syndrome!

Itha Prabandhani, Minggu, 16 Agustus 2020 10.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Terlalu Stres Mikirin Kerjaan? Awas Kena Burnout Syndrome!
Image: Ilustrasi Burnout Syndrome. (Freepik)

Jakarta - Baru-baru ini, organsisasi kesehatan dunia, WHO, menetapkan burnout syndrome sebagai salah satu kondisi stres yang kronis. Tuntutan pekerjaan yang tinggi, ritme kerja, ditambah perubahan cara kerja akibat pandemi, memang bisa jadi tekanan yang sangat besar.

Badan yang lelah dan kesibukan yang menguras waktu dan pikiran, dapat mengakibatkan terjadinya stres kronis, yang disebut burnout syndrome.

Apa Itu Burnout Syndrome?

Burnout syndrome adalah kondisi stres akibat kewalahan dengan pekerjaan. Orang yang terkena burnout syndrome akan mengalami kelelahan, baik secara fisik maupun emosional, akibat tidak tercapainya ekspektasi sesuai dengan yang diharapkan.

Rasa stres dalam pekerjaan ini juga disebabkan oleh banyaknya tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh atasan, sehingga sulit untuk diselesaikan. Dalam kondisi ini, kamu akan mulai kehilangan semangat dan motivasi dalam bekerja, hingga produktivitas kerja pun ikut menurun.

Secara kasat mata, burnout syndrome ini muncul sebagai sikap tak bergairah untuk bekerja, putus asa, dan emosional. Motivasi dan produktivitas dalam bekerja pun akan ikut anjlok.

Lalu, Apa Sih Penyebabnya?

Burnout syndrome bisa terjadi karena beberapa penyebab, seperti:

- Merasa tidak berdaya untuk mengendalikan situasi kerja.

- Bingung dengan tumpukan pekerjaan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

- Menghadapi tekanan sosial di tempat kerja, seperti persaingan yang tidak sehat dan bullying

- Ritme kerja yang tidak sesuai dengan kepribadian.

- Tidak mendapatkan dukungan dari rekan kerja maupun atasan.

- Tidak bisa menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

1597544101-burnout2.jpgSumber: Ilustrasi Burnout Syndrome. (Freepik)

Bagaimana Tanda-tandanya?

Orang yang mengalami burnout syndrome akan merasa enggan untuk berhubungan dengan pekerjaan, bahkan sejak berangkat ke kantor. Keinginan untuk berinteraksi dengan rekan kerja juga menurun, sehingga lebih banyak menyendiri dan membatasi komunikasi.

Sindrom ini juga membuat penderitanya selalu merasa kelelahan, kehabisan energi, dan stuck dengan masalah kerja. Mereka juga akan merasa sangat frustasi karena memandang pekerjaannya terlalu banyak, sulit, dan berat.

Ternyata, kondisi ini tak hanya muncul sebagai gangguan pada kesehatan mental dan pikiran. Kondisi fisik pun akan ikut terpengaruh. Yaitu mengalami sakit perut, masalah pencernaan, sakit kepala, dan gangguan tidur.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

1597544113-burnout3.jpgSumber: Ilustrasi Yoga. (Freepik)

Saat kamu telah mengalami burnout syndrome, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya, yaitu:

- Mintalah bantuan pada rekan kerja untuk menyelesaikan pekerjaan

- Mengomunikasikan masalah kepada atasan untuk dicarikan solusi yang tepat

- Curhat kepada sahabat atau keluarga agar merasa lebih lega

- Berusaha untuk tetap berpikir positif

- Melakukan relaksasi dengan terapi pernapasan atau yoga

Kamu juga perlu mempertimbangkan kembali kondisi dan situasi di tempat kerja. Apakah kamu masih menemukan passion di pekerjaanmu.

Pertimbangkan untuk mengambil cuti beberapa saat agar kamu bisa kembali merasa segar dan bersemangat. Jika perlu, pikirkan untuk mencari pekerjaan lain yang lebih membuatmu merasa bahagia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait