URnews

Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral Jadi Ikon Kebhinekaan, Intip Fasilitasnya!

Griska Laras, Minggu, 30 Mei 2021 10.41 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral Jadi Ikon Kebhinekaan, Intip Fasilitasnya!
Image: Penampakan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral (Kemenpupr)

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.

Proyek terowongan bawah tanah ini dibuat sebagai ikon kebhinekaan. Pengerjaannya mulai dilakukan pada 15 Desember 2020 dengan anggaran senilai Rp 37,3 miliar.  

Selain sebagai ikon kebhinekaan, Terowongan Silaturahmi juga digunakan untuk memudahkan akses jamaah antar bangunan ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa mengganggu arus lalu lintas.

Dibangun di area seluas 339.97 meter, terowongan ini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas, seperti lift, ramp, difabel lift.

Adapula galeri diorama yang menceritakan hubungan toleransi antarumat beragama di Indonesia. Bentuk diorama ini akan tampil dalam bentuk relief maupun media digital dimana kontennya bisa disesuaikan dengan tema yang diangkat.

1622345293-Terowongan-Istiqlal.jpgSumber: Penampakan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral (Kemenpupr)

Sementara desain terowongan ini dibangun dengan gaya modern menggunakan material transparan sehingga kecantikan desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan cagar budaya tidak terhalang.

Interior terowongan ini juga dilengkapi pilar berulang menggunakan material marmer dan dilengkapi dengan railing sebagai simbol jabat tangan.

Pada masing-masing pintu masuk, pengunjung juga bisa melihat kutipan mengenai pentingnya silaturahmi, baik dari agama Islam maupun Katolik.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, terowongan yang menghubungkan dua rumah ibadah ini dipilih dengan mempertimbangkan keamanan dan keselamatan.

"Ada alternatif sebetulnya bisa jembatan penyebrangan. Tapi karena faktor keamanan dan keselamatan, desain yang dipilih terowongan bawah tanah," papar Basuki dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait