Tragedi Gereja Notre Dame di Nice, Presiden Macron: Prancis Diserang Teroris Islam
.jpeg)
Jakarta - Pasca penyerangan gereja Notre Dame, Nice, Presiden Prancis, Emmanuel Macron langsung mengunjungi gereja tersebut.
Bahkan, Macron menyebut penyerangan tersebut merupakan serangan teroris Islam. Beruntut penerbitan surat kabar satir Charlie Hebdo yang memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW.
Dalam meningkatkan keamanan, lantas Emmanuel Macron kemudian menerjunkan tujuh ribu tentara untuk berjaga di gereja.
"Prancis diserang oleh teroris Islam. Hal ini karena kami berharga," katanya seperti dikutip dari laman Aljazeera.
Dilansir laman AFP, pasca kejadian tersebut, pelaku penyerangan langsung ditembak polisi. Diketahui, pria yang menyerang gereja dan menewaskan dua orang dan sejumlah orang tersebut diketahui bernama Brahim Aouissaoui.
Ia merupakan imigran asal Tunisia yang berusia 21 tahun. Dari sumber media Prancis, Brahim tiba di Italia pada akhir September, tak lama ia kemudian ke Prancis.
Menanggapi kasus ini, Tunisia pun lantas mengecam keras aksi penyerangan tersebut. Pihak pemerintah pun akan melakukan penyelidikan usai adanya laporan jika pelaku penyerangan adalah imigran dari Tunisia.
"Kami (Tunisia) mengecam adanya insiden teroris yang menyetang gereja di Nice. Kami mengungkapkan solidaritas dengan pemerintah dan rakyat Prancis," tulis pernyataan Kementerian Luar Negeri Tunisia.