URnews

Tren Pernikahan Dini di Jatim Turun, BKKBN: Mulai Melek Rencana Rumah Tangga

Nivita Saldyni, Jumat, 27 November 2020 15.44 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tren Pernikahan Dini di Jatim Turun, BKKBN: Mulai Melek Rencana Rumah Tangga
Image: Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M. Pd., usai.membuka Mukerda IPeKB Jatim 2020 di Surabaya, Jumat (27/11/2020) (Nivita Saldyni/Urbanasia)

Surabaya - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M. Pd., menyebut tren pernikahan dini di Jatim tahun 2020 membaik di banding tahun 2019.

Menurutnya, hal ini dikarenakan masyarakat mulai sadar pentingnya merencanakan sebuah rumah tangga.

"Tren pernikahan dini dibandingkan tahun sebelumnya (2019) relatif membaik. Saat ini, kurang lebih 13 persen dari seluruh pernikahan yang ada di Jatim itu dilaksanakan di usia masih di bawah 20 tahun. Jadi masih termasuk kelompok kawin muda, 13 persen kurang lebih," kata Teguh saat ditemui Urbanasia usai membuka Mukerda IPeKB Jatim di Surabaya, Jumat (27/11/2020).

Nah, dari data statistik rutin BKKBN per Agustus 2020 sendiri diketahui bahwa terdapat total 173.252 pernikahan di Jatim. Dari jumlah tersebut, pernikahan di bawah usia 20 tahun ada di angka 22.423. Jumlah ini setara dengan 12,94 persen dari total pernikahan yang ada di Jatim guys.

Teguh mengaku hal ini tak ada hubungannya dengan pandemi COVID-19, melainkan pemahaman masyarakat untuk merencanakan dan mempersiapkan pernikahan yang matang semakin membaik.

"Pernikahan dini (di Jatim) menurun itu karena pemahaman masyarakat terhadap pembentukan keluarga itu semakin baik. Konsepnya semakin baik sehingga memiliki persiapan. Mulai dari memperhitungkan usia, kesiapan fisik, ekonomi, dan psikologi daripada calon pengantin itu sendiri. Masyarakat juga sudah mulai melek bahwa memang berumah tangga itu perlu dipersiapkan," ungkap Teguh.

Ia pun berharap angka tersebut bisa terus ditekan ke depannya. Sebab menurut BKKBN, usia yang tepat untuk menikah minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki. Tak ketinggalan, Tegus menitipkan pesan untuk Urbanreaders nih.

"Untuk milenial, terutama yang belum menikah kalau masih ada kesempatan bersekolah, sekolah lah. Karena dengan sekolah minimal 12 tahun, ini sudah usia nikah akan naik. Apalagi kita akan menghadapi bonus demografi di 2030, maka kuncinya adalah kualitas. Dan kualitas kuncinya adalah pendidikan, maka sekolahlah yang tinggi," kata Teguh.

Ia juga meminta Urbanreaders, para generasi penerus bangsa untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

"Kemudian adik-adik generasi muda, penuhilah kegiatan dengan aktivitas sebanyak mungkin, tapi yang positif. Juga sebagai umat yang beragama, manfaatkan betul waktu yang ada untuk memperdalam ilmu agama," pesannya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait