URtrending

5 Fakta Kampung Miliarder Tuban: Dulu Tajir Mendadak, Kini Menyesal

Nivita Saldyni, Rabu, 26 Januari 2022 15.08 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Fakta Kampung Miliarder Tuban: Dulu Tajir Mendadak, Kini Menyesal
Image: Puluhan mobil dibeli oleh warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang sempat viral. (Tangkapan layar TikTok @rizkii.02)

Jakarta - Kampung Miliarder yang berada di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim) kembali jadi sorotan publik. Warga kampung yang pada awal 2021 itu diberitakan jadi miliarder-miliarder baru, kini banyak yang mengaku menyesal karena tak memiliki pekerjaan tetap.

Hal itu diketahui saat warga Kampung Miliarder melakukan aksi demo beberapa waktu lalu. Mereka menuntut agar PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) menepati janji-janjinya.

Berikut lima fakta ‘Kampung Miliarder’ Tuban yang dirangkum Urbanasia pada Rabu (26/1/2022):

1. Jual Tanah ke PT PRPP, Warga Dapat Miliaran

Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto pada Februari 2021 lalu sempat berbagi cerita kepada wartawan. Ia mengatakan bahwa dari 840 kepala keluarga (KK) di desanya, ada 225 KK yang lahannya dibeli oleh perusahaan plat merah untuk kebutuhan grass root refinery (GRR). Adapun harga yang diterima warga untuk penjualan tanah tersebut per meternya mulai dari Rp 600 ribu-Rp 800 ribu.

Hal itulah yang kemudian membuat warga mendapatkan uang miliaran rupiah dari hasil penjualan tersebut. Rata-rata, sekitar Rp 8 miliar per orang. Hal ini kemudian muncul fenomena miliarder baru dari desa tersebut.

Dari hasil itu, ia menyatakan ada warga yang beli mobil, bahkan hingga 2-3 unit sekaligus. Ada juga yang digunakan untuk beli tanah dan bangun rumah. Selain itu ada juga yang membuatnya untuk modal usaha.

2. Sempat Heboh karena Warga Beramai-ramai Beli Mobil

Kisah para miliarder baru ini sendiri mulai terkuak sejak video balasan mobil baru yang diangkut menggunakan truk towing  ke desa setempat viral di media sosial pada Februari 2021. Aksi beli mobil ramai-ramai itu diketahui dilakukan oleh warga Desa Sumurgeneng.

Bukan hanya puluhan, namun ada ratusan mobil yang dibeli warga saat itu. Bahkan tak tanggung-tanggung, jumlah mobil baru yang dibeli warga Desa Sumurgeneng total ada 176 unit. Ada yang membeli Kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero, Honda Jazz, dan banyak lainnya. Bahkan ada yang membeli dua hingga tiga unit sekaligus.

Informasi itu didapatkan dari Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto. Ia mengatakan, rata-rata warganya mendapatkan uang Rp 8 miliar dari hasil penjualan tanah ke PT PRPP itu. Bahkan ada yang dapat puluhan miliar dari hasil jual lahan tersebut.

3. Aliansi Warga 6 Desa di Kecamatan Jenu Gelar Unjuk Rasa

Setahun berjalan, beberapa warga mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP). Pasalnya, setelah mereka menjual tanahnya, ada beberapa yang tak punya penghasilan tetap karena tak memiliki pekerjaan lagi. Sementara sebelum menjual tanahnya mereka bisa mendapatkan penghasilan dari setiap kali panen.

Hingga akhirnya aliansi warga dari enam desa di Kecamatan Jenu melakukan aksi unjuk rasa di kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR) pada Senin (24/1/2022). Sekitar 100 massa yang hadir berasal dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji, dan Kaliuntu yang berada di wilayah ring perusahaan PT PRPP.

“Aksi ini adalah buntut dari ketidakterbukaan Pertamina terhadap desa di ring perusahaan,” kata Suwarno selaku koordinator lapangan aksi kepada wartawan, Senin (24/1/2022).

Suwarno pun mengatakan ada lima tuntutan yang dibawa warga dalam aksi tersebut. Lima tuntutan terhadap perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia itu antara lain:

- Warga menuntut agar perusahaan memprioritaskan warga terdampak terkait rekrutmen security (keamanan).

- Semua vendor yang ada di Pertamina dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.

- Sesuai janji dan tujuan pembangunan, Pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.

- Pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabenenya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang seharusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia?

- Keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project Pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.

“Kami mendesak tuntutan direalisasikan,” tegas Suwarno.

4. Pertamina Jawab Tuntutan Warga

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait