5 Hal soal Dugaan Penyelewengan Donasi Umat oleh ACT yang Trending di Twitter
Jakarta - Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) tengah menjadi sorotan publik. Lembaga yang telah eksis sejak 2005 itu diduga melakukan penyelewengan donasi umat yang dihimpunnya atas nama kemanusiaan.
Berikut lima hal yang perlu kamu ketahui soal dugaan penyelewengan dana umat oleh ACT, sebagaimana dirangkum Urbanasia pada Senin (4/7/2022):
Berawal dari Laporan Majalah Tempo
Permasalahan ini berawal dari laporan Majalah Tempo berjudul 'Kantong Bocor Dana Umat' yang terbit pada 3 Juli 2022. Dalam laporan itu disoroti sejumlah kejanggalan dalam pengumpulan dan penyaluran donasi umat yang dilakukan ACT.
Sesuai namanya, ACT memang dikenal sebagai lembaga filantropi yang bergerak cepat saat ada bencana. Relawan mereka tersebar di mana-mana, bahkan ada juga di Jalur Gaza, Palestina. Namun sayangnya sejumlah kampanye ACT dinilai berlebihan.
Beberapa fakta turut diungkap dalam laporan panjang itu. Salah satunya terkait dengan besaran gaji para petinggi ACT yang fantastis. Uang donasi bahkan ada yang mengalir ke keluarga pimpinan ACT. Padahal di saat yang sama ada banyak donasi yang penyalurannya mengalami kendala.
Misalnya Ahyudin yang dalam laporan itu disebut sebagai pendiri sekaligus eks pimpinan ACT. Ia disebut mendapatkan gaji mencapai Rp 250 juta per bulan. Tak hanya itu, para petinggi ACT juga mendapat fasilitas mobil mewah mulai dari Alphard, Pajero, Innova, dan sebagainya.
Selain soal gaji dan fasilitas petinggi, laporan itu juga mengungkap kejanggalan terkait jumlah donasi yang disalurkan. Diduga ACT melakukan potongan dana yang masuk dalam jumlah besar sebelum akhirnya diberikan ke penerima.
Beberapa di antaranya penyaluran donasi ACT Rp 2,3 miliar ke Surau di Sidney. Angka ini selisih sekitar Rp 700 jutaan dari donasi yang berhasil terkumpul yaitu Rp 3 miliar.
Selain itu, ACT juga menyalurkan donasi Rp 9 juta ke Masjid Kepuhrejo. Padahal yang terkumpul menurut akun Twitter itu senilai Rp 17,7 juta.
Penyunatan donasi itu juga dilakukan dalam beberapa kampanye ACT lain, seperti pembangunan sekolah korban kecelakaan Lion Air tahun 2018, program lumbung ternak wakaf di Blora, dan sebagainya.