Jangan Nekat! Ini Bahaya Mudik saat Pandemi Corona

Jakarta - Urbanreaders, taukah kamu bahaya mudik di tengah pandemi virus corona yang tengah dihadapi Indonesia saat ini?
Faktanya, 700 ribu orang terancam terinfeksi sebab para pemudik bisa saja menjadi carrier atau pembawa virus dari daerah yang telah terpapar virus corona.
Parahnya lagi, satu orang bahkan bisa berpotensi menularkan virus corona yang dibawanya kepada 406 orang lainnya. Apalagi virus ini tiga kali lebih rentan menular ke orang dengan usia di atas 50 tahun.
Kebayang nggak tuh gimana bahayanya kalau Urbanreaders memaksakan diri untuk pulang kampung saat Indonesia darurat COVID-19? Bisa-bisa membahayakan diri sendiri, orang tua, keluarga, dan orang disekitarmu juga!
Untuk itu, pemerintah pusat terus berupaya untuk memutus mata rantai pemyebaran virus corona yang makin merajalela, salah satunya dengan mengimbau untuk tetap di rumah dan tak melakukan mudik lebaran.
Bahkan kini pemerintah tengah mengkaji kebijakan "Tidak Mudik, Tidak Piknik Lebaran 2020" sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona guys.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa rencana ini akan menjadi ikhtiar pemerintah dalam penanganan COVID-19.
"Kami harus mempertimbangkan berbagai skenario. Semua demi keselamatan dan keamanan bagi para pemudik, juga untuk seluruh masyarakat," kata Luhut saat menyampaikan hasil rapat di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Senin (23/3/2020) lalu.
Namun wacana ini belum diputuskan dan menunggu keputusan Ratas Kabinet yang akan dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Kementerian Perhubungan pun telah berencana untuk mengambil sejumlah langkah, salah satunya dengan melarang kendaraan dari wilayah Jabodetabek ke Jawa Tengah ataupun Jawa Timur.
Apalagi mengingat data penyebaran virus corona di sejumlah daerah di Pulau Jawa yang meningkat seiring dengan banyaknya warga Jabodetabek pulang kampung lebih dulu. Padahal, Jakarta saat ini merupakan episentrum virus corona di Indonesia.
Di Jawa Timur misalnya, sebanyak 900 orang para pedagang kaki lima yang berasal dari Lamongan telah mencuri start untuk pulang lebih awal.
"Di Jakarta saja ada 4 ribu pedagang kaki lima asal Lamongan yang berjualan. Tapi yang sudah pulang di Lamongan itu sekitar 900 orang yang datang dari Jakarta, Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya," kata Bupati Lamongan Fadeli di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (28/3/2020) lalu.
Akibatnya, jumlah ODP di Lamongan bertambah pesat dalam satu minggu terakhir. Dari yang hanya berjumlah 39 orang pada 24 Maret menjadi 77 orang pada 27 Maret, dan mencapai 94 orang per 28 Maret.
Mengingat peningkatan yang sangat pesat ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar para perantau untuk tidak pulang lebih awal ke kampung halaman hingga kondisi aman.
"Kami mengimbau agar mereka yang berada di Jakarta (perantau) tetap tinggal di rumah saja. Jangan mudik, agar saling melindungi," kata Khofifah.
Namun, jika ada warganya yang ngotot untuk pulang lebih awal dan telah tiba di Jawa Timur, Khofifah memastikan pihaknya akan melakukan diobservasi selama 14 hari.
Bukan hanya Lamongan, kepulangan warga Jatim di daerah lain juga membuat jumlah pasien ODP di sana melonjak tinggi.
Berdasarkan data Pemprov Jatim, tidak Kabupaten/Kota terbanyak ODP berada di Tulungagung dengam 454 orang, 242 dari Bondowoso, 209 dari Pacitan.
Sementara itu di Jawa Barat, Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Komunikasi Adita Irawati dalam video conference di Jakarta, Jumat (27/3/2020) lalu mengatakan jumlah ODP di sejumlah wilayah meningkat.
Salah satunya seperti yang terjadi di Kabupaten Sumedang yang kini memiliki 126 orang berstatus ODP.
Sementara itu, selain Sumedang ada Kota Depok dengan 255 ODP, Kabupaten Bandung dengan 234 ODP, dan Kabupaten Garut dengan 185 ODP yang menjadi tiga daerah terbanyak ODP di Jawa Barat.
Mirisnya di Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan peningkatan pasien positif di daerahnya dipicu oleh tingginya perantau yang 'bandel'.
"Bapak ibu mohon maaf kalau saya semakin keras mengingatkan panjenengan. Ini semua tidak lepas dari peningkatan virus Corona di Jawa Tengah yang sangat cepat. Dalam 3 hari pasien terkonfirmasi positif melonjak dari 19 orang menjadi 40 orang," kata Ganjar dalam video yang diunggah di akun Instagramnya @ganjar_pranowo, Sabtu (28/3/2020) lalu.
Di Jawa Tengah sendiri, telah ada 3.638 ODP dan 294 PDP hingga Sabtu (28/3/2020).
"Kenaikan signifikan ini dugaan kami salah satunya karena ada lonjakan warga perantauan yang mudik ke wilayah Jawa Tengah," imbuhnya.
Sementara itu, Kamis (26/3/2020) lalu juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa tidak ada jaminan jika pemudik yang sehat, bebas dari virus corona saat pulang kampung.
"Apakah orang itu dari daerah yang banyak kasus, ini juga bukan masalahnya. Jadi tidak ada garansi meski dari daerah yang tidak dari daerah banyak COVID-19, tidak membawa virus ini," kata Yuri.
Jadi kita tak akan pernah tau dimana kita akan terinfeksi virus corona ini guys. Bisa aja saat di wilayah kita saat ini, atau bisa juga dalam perjalanan kita menuju kampung halaman.
Untuk itu, lebih baik kita tetap di rumah dan menerapkan pola-pola pencegahan yang telah dianjurkan dan menjadi arahan dari pemerintah. Demi diri sendiri, keluarga, dan orang terdekat kita.