URtrending

Ketemu Menkes dan Kepala BNPB, Risma Curhat Soal Penanganan COVID-19

Nivita Saldyni, Rabu, 3 Juni 2020 13.13 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ketemu Menkes dan Kepala BNPB, Risma Curhat Soal Penanganan COVID-19
Image: Wali Kota Tri Rismaharini ungkap penanganan COVID-19 di Surabaya kepada Kepala BNPB dan Menkes di Balai Kota Surabaya, Selasa (2/6/2020). (Humas Pemkot Surabaya)

Surabaya - Kunjungan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Terawan Agus Putranto bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo ke Kota Surabaya, Selasa (2/6/2020) lalu tampaknya dimanfaatkan dengan baik oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini. Risma pun curhat berbagai hal soal penanganan COVID-19 di Ibu Kota Jawa Timur itu.

"Ketika pertama kami menerima data seseorang itu positif (COVID-19), kami selanjutnya tracing. Jadi kami tracing, siapa dia, ketemu dimana, kemudian siapa saja di situ," kata Risma mengawali penjelasannya.

Nah, dari hasil tracing itu mulailah ditemukan ODR (orang dengan resiko) dan ditelusuri lagi lebih jauh agar warga dapat penanganan yang tepat.

Risma pun mengatakan bahwa selain menyiapkan rumah sakit rujukan, Pemkot juga telah menyiapkan Hotel Asrama Haji untuk isolasi mereka yang kondisinya ringan ataupun sedang. Masalahnya tak semua mau diisolasi dan ngotot tetap di rumah. 

"Nah ketika melakukan isolasi mandiri di rumah, kami memberikan makan supaya mereka tidak keluar (rumah). Setiap hari kelurahan mengirim makan 3 kali sehari. Siangnya kami beri telur dan jamu, kadang-kadang ada vitamin," imbuhnya.

Sementara kini, Risma mengatakan pihaknya gencar menggelar rapid test dan swab secara massal atas bantuan dari Pemerintah Pusat. Untuk itu, ia berterima kasih kepada Kemenkes, Badan Intelijen Negara (BIN), dan BNPB atas segala bantuannya.

Hal itu pun mendapat respon yang positif dari Menkes Terawan. Menurutnya, penanganan COVID-19 di Surabaya sangat luar biasa.

"Saya melihat ini luar biasa Ibu, etosnya, semangatnya, meski dengan keterbatasan (alat). Kalau orang lain boleh menilai yang lain, tapi saya melihat ini luar biasa," kata Menkes Terawan.

Apalagi ketika Pemkot bisa memetakan mana warga yang positif dan negatif. Terlebih, untuk mereka yang hasil rapid test reaktif namun swab negatif, menurutnya itu bisa menjadi calon untuk pendonor plasma.

"Nah, dia pasti punya imunitas terhadap COVID-19. Artinya, imunitas di masyarakat sudah tumbuh dengan luar biasa dan ibu sudah melakukan hal yang baik, memisahkan dan sebagainya. Mudah-mudahkan ini bisa terus terdukung dengan swab yang sudah didatangkan," katanya.

Seakan menjadi angin segar, 'laporan' Risma pun berbuah tawaran bantuan alat kesehatan untuk penanganan COVID-19 dari Menkes.

"Kalau kurang, nanti kami datangkan lagi. Tidak usah khawatir Bu. Tinggal matur saja. Jujur, untuk PCR swab test itu rebutan seluruh dunia. Jadi kalau kami bisa dapatkan, maka Pak Doni ini luar biasa menjalin konektivitasnya. Namun, yang lebih sulit lagi adalah perjuangan ibu wali kota," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala BNPB Doni Morando pun sepakat dengan Menkes Terawan. Menurutnya, langkah Pemkot Surabaya sangat tepat.

"Kami mengikuti terus perkembangan Kota Surabaya. Jadi langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh Kota Surabaya, saya rasa ini sudah sangat baik," kata Doni.

Adanya peningkatan kasus positif di Surabaya, menurutnya adalah hasil kerja keras untuk mengambil sampel-sampel dari berbagai kawasan. 

"Tentunya ini tidak mudah juga untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya itu ada yang positif. Dan ini suatu langkah strategi yang cukup cerdas," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait