URtrending

Total 3.829 Warga Sudah Jalani Karantina di Gedung Observasi Jatim

Nunung Nasikhah, Kamis, 30 April 2020 13.55 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Total 3.829 Warga Sudah Jalani Karantina di Gedung Observasi Jatim
Image: Gedung Observasi Jatim. (Istimewa)

Surabaya – Sebanyak 3.829 orang tengah dikarantina di titik-titik observasi berbasis desa/kelurahan yang ada di Jawa Timur.

Mayoritas adalah masyarakat yang baru saja pulang kampung dari daerah zona merah penularan coronavirus disease (COVID-19) dan juga masyarakat dari luar negeri yang menjadi episentrum COVID-19.

“Total saat ini ada sebanyak 3.829 orang yang sedang dikarantina di ruang observasi berbasis desa/kelurahan seluruh Jawa Timur. Gedung yang kini sedang terpakai untuk observasi ada 478 titik,” kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (29/4/2020) malam.

Mantan Menteri Sosial tersebut juga mengatakan bahwa jumlah desa/kelurahan yang menyediakan ruang observasi di Jawa Timur kini juga terus meningkat.

Saat ini total sudah ada 7.387 desa/kelurahan yang memiliki ruang observasi mandiri untuk melakukan pengamatan warga yang pulang kampung dari zona merah maupun dari negara episentrum COVID-19.

Khofifah juga menyempatkan diri untuk bersapa dengan warga yang tengah diobservasi di Jember Sport Garden (JSG), Kabupaten Jember.

Jember Sport Garden menjadi tempat observasi yang paling banyak menampung para orang dalam pemantauan (ODP) yang pulang kampung. Diketahui ada 382 orang yang kini sedang diobservasi di sana dengan kapasitas 486 bed untuk ruang observasi.  

Siti Rodiyah, warga Desa Tanjung Rejo Kabupaten Wuluhan Kabupaten Jember, melalui video conference bersama Khofifah mengatakan bahwa ia sudah 4 hari menjalani observasi di JSG. Ia mengikuti prosedur observasi setelah pulang dari tempat kerjanya di Maladives atau Maladewa.

“Saya baru 4 hari diobsevasi, setelah pulang dari kerja di Maldives atau Maladewa. Jadi kurang 10 hari lagi baru bisa pulang kampung,” kata Rodiyah yang sudah 10 tahun bekerja di Maladewa.

Selama dikarantina ia mengaku tak merasa kekurangan. Menurutnya, semua kebutuhan selama observasi sudah tercukupi sehingga ia merasa cukup nyaman selama menjalani masa karantina.

Hal senada juga disampaikan oleh Nana Sudarna yang baru pulang dari Jakarta. Ia mengaku sudah cukup dimudahkan. Pasalnya meski sedang dalam proses karantina, ia masih bisa ditengok oleh istri dengan tetap memenuhi standar prosedur kesehatan yang ada.

Pada Gubernur Khofifah, Nana yang sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta itu berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah karena ia terdampak kehilangan pekerjaan akibat COVID-19.

“Saya mohon ada kompensasi bagi masyarakat kecil seperti saya, saya kehilangan pekerjaan karena wabah ini, tempat kerja saya berhenti beroperasi,” ujarnya.

Mendengar keluhan itu, Khofifah menjelaskan bahwa Pemprov Jatim sudah menyiapkan dana bantuan sosial bagi warga terdampak COVID-19. Namun sistem penyalurannya ada di pemerintah kabupaten/kota.

“Ada bantuan Pemprov Jatim, kita distribusikan lewat kabupaten kota. Anggarannya ditransfer ke BPBD, kalau ada kepala BPBD Jember boleh nanti dibagikan juga pada beliau nggih meskipun misalnya beliau tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), karena dana bantuan kita memang untuk warga yang terdampak COVID-19,” kata Khofifah.

“Sementara untuk menambah protein kami  kirimkan 500 kilogram telur untuk warga yang sedang di observasi di Jember Sport Garden,” imbuhnya.

Khofifah juga mengirimkan kurma dan sarung untuk warga yang tengah menjalani masa karantina di gedung observasi. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait