URedu

UMM Bakal Buka Program Studi Cyber Security dan Digital Forensik

Nunung Nasikhah, Kamis, 2 Juli 2020 12.28 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
UMM Bakal Buka Program Studi Cyber Security dan Digital Forensik
Image: Ilustrasi Cyber Security. (Flickr)

Malang – Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bakal segera membuka Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4) Studi Baru Cyber Security dan Digital Forensik.

Pendirian prodi langka ini menyusul mencuatnya isu keamanan dunia siber yang telah menjadi prioritas seluruh negara di dunia semenjak teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Berbanding lurus dengan tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, tingkat risiko dan ancaman penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi juga semakin tinggi dan kompleks.

Dengan begitu, sumber daya manusia (SDM) di dalam dunia keamanan siber dan digital forensik saat ini sangat dibutuhkan.

“Mahasiswa Prodi ini akan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan untuk melakukan serangkaian proses manajemen resiko sebagai bentuk mitigasi keamanan informasi,” terang Dr. Tulus Winarsunu, M.Si., Direktur Direktorat Pendidikan Vokasi dan Pelatihan UMM Direktur dalam Focus Group Discussion (FGD) pendirian prodi ini, Rabu (1/7/2020).

Mahasiswa nantinya juga dibekali dengan keahlian memeriksa secara mendalam barang bukti elekronik dan digital yang berasal dari sistem jaringan dalam rangka mendapatkan data investigasi untuk dianalisa secara komprehensif.

Praktik ini dilakukan sebagai bukti digital yang dapat digunakan untuk memecahkan kasus cybercrime.

“Prodi ini juga akan bekerjasama dengan perusahaan network security baik dalam maupun luar negeri untuk melibatkan mahasiswa secara langsung di dunia kerja,” sambung Tulus.

Kompetensi yang ditawarkan di antaranya mampu mengindentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi berbagai penerapan aplikasi keamanan siber dan digital forensik terhadap ancaman yang teridenfikasi dan tidak teridentifikasi.

“Selain itu, mahasiswa juga mampu menyusun security requirement untuk melindungi proses bisnis di dalam suatu organisasi yang ditangani secara memadai di dalam seluruh aspek dari enterprise architecture,” kata Tulus dalam diskusi yang dihadiri Wakil Rektor I dan IV UMM tersebut.

Sementara itu, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) Ananto Kusuma Seta, Ph.D. yang turut hadir dalam diskusi virtual tersebut menerangkan bahwa mahasiswa lulusan Prodi ini saat ini tengah banyak dibutuhkan oleh dunia industri swasta maupun di pemerintahan.

“Beberapa prospek Prodi ini yakni Cyber Risk Specialist, Arsitek Keamanan Siber, Cyber Incident Investigation, Cybersecurity Governance Officer, Penetration Tester, dan lainnya,” ujar Ananto.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait