URedu

Unilever Tanamkan Kebiasaan Sehat untuk 10 Juta Anak Indonesia

Eronika Dwi, Kamis, 24 September 2020 17.59 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Unilever Tanamkan Kebiasaan Sehat untuk 10 Juta Anak Indonesia
Image: Hadirkan 'Program Sekolah dan Pesantren Sehat', Unilever Indonesia Tanamkan Kebiasaan Sehat untuk 10 Juta Anak. (Unilever Indonesia)

Jakarta - PT Unilever Indonesia, Tbk. melalui Unilever Indonesia Foundation hadirkan 'Program Sekolah dan Pesantren Sehat'.

Sebuah program yang digagas sejak 2016, tahun ini Unilever Indonesia telah mencapai misi untuk menjangkau 10 juta anak di 41.847 sekolah dan pesantren di berbagai wilayah Indonesia.

Beragam program pelatihan bagi guru dan murid, serta fasilitas diberikan untuk terus menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada anak-anak sejak dini, terutama di lingkungan pendidikan.

Terlebih, melihat urgensinya yang kian terasa di tengah pandemi virus corona (COVID-19) ini.

Menurut Head of Corporate Affairs & Sustainability Unilever Indonesia, Nurdiana Darus, program ini sebagai perwujudan salah satu pilar penting Unilever Sustainable Living Plan (USLP) yang dicanangkan tahun 2010.

Nurdiana menjelaskan, 'Program Sekolah dan Pesantren Sehat' menjadi bagian dari kesuksesan USLP meningkatkan kesehatan dan kebersihan 1,3 miliar orang di seluruh dunia di 2020, melebihi target awal 1 miliar orang.

"Di masa pandemi program ini makin relevan sebagai upaya melindungi kesehatan anak, mempersiapkan mereka menghadapi era adaptasi kebiasaan baru, sekaligus menekan penularan COVID-19," kata Nurdiana dalam keterangan resmi yang diterima Urbanasia, Kamis (24/9/2020).

Lebih lanjut, Nurdiana menyebut, hasil evaluasi terhadap efektivitas program menunjukkan data menggembirakan.

"Program ini berhasil merubah kebiasaan 43% anak untuk terbiasa mencuci tangan di lima waktu penting, dibandingkan sebelumnya yang hanya tiga kali sehari saja," terang Nurdiana.

Penanaman PHBS secara intensif dan berkelanjutan menjadi sangat krusial karena anak merupakan salah satu golongan usia yang rentan terjangkit penyakit, termasuk COVID-19.

Bahkan tercatat bahwa jumlah kematian anak (0-18 tahun) akibat COVID-19 di Indonesia tertinggi se-Asia Pasifik, angkanya 1,1% lebih tinggi dari Tiongkok, Italia dan Amerika.

Data lain juga menunjukkan, Indonesia menduduki peringkat pertama terkait proporsi angka kejadian COVID-19 pada anak, yaitu sebesar 9,1%.

Permasalahan ini semakin menantang karena berbagai kegiatan harus tetap berjalan, termasuk belajar mengajar.

"Hak anak untuk mendapatkan pendidikan harus tetap diprioritaskan demi masa depannya. Namun, sebelum melepas mereka kembali bersekolah, kita harus membiasakan PHBS sejak dini sebagai kunci mengendalikan penyebaran COVID-19 di lingkungan pendidikan," jelas Sri Wahyuningsih, Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). 

Selain memastikan seluruh sekolah menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, Sri Wahyuningsih mengatakan, Kemendikbud RI sangat mendorong peran serta para pengajar serta orang tua.

"Peran serta para pengajar serta orang tua untuk membekali anak dengan pengetahuan PHBS tepat sejak dini sebagai modal agar mereka dapat belajar dengan aman," lanjut Sri Wahyuningsih.

Beradaptasi dengan kondisi yang mengharuskan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), pelaksanaan program juga bertransformasi menjadi PJJ.

Program ini merupakan kolaborasi Unilever Indonesia bersama Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan Kementerian Agama RI.

Program ini sejalan dengan semangat 'Mari Berbagi Peran' yang diusung Unilever Indonesia.

Nantinya, kegiatan ini akan menargetkan para pemangku kepentingan, terutama pimpinan dan pengajar melalui Training of Trainers.

Mereka didorong untuk membina dan mengembangkan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Pesantren Sehat menuju better hygiene, better nutrition, dan better environment.
 
Pelatihan yang dilakukan secara online didukung dengan modul pembelajaran yang menarik bagi anak serta pendampingan bagi para pengajar.

Selain itu, para dokter kecil dan duta santri juga dilibatkan sehingga dapat menyebarluaskan edukasi pada teman-temannya.

"Kesuksesan program ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, mulai dari Pemerintah, LSM lokal, para pengajar, siswa/i, para santri hingga orang tua, dan kami optimis dengan berkolaborasi kita dapat wujudkan Indonesia sehat. Semoga upaya berkelanjutan ini dapat memberikan dampak positif dan mendukung upaya pemerintah dalam memutus mata rantai transmisi virus SARS-CoV-2 di Indonesia,” tutup Nurdiana.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait