URguide

Misteri dan Kisah Kelam Toko Merah di Kota Tua Jakarta

Urbanasia, Kamis, 5 Januari 2023 19.30 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Misteri dan Kisah Kelam Toko Merah di Kota Tua Jakarta
Image: Ilustrasi Toko Merah yang Terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta (pinterest)

Jakarta - Beberapa waktu lalu, bangunan jadul yang berdiri sejak jaman penjajahan VOC bernama Toko Merah yang terletak di Kawasan Kota Tua Jakarta sempat menyedot perhatian publik.

Pasalnya, Toko Merah dan kompleks Kota Tua yang kini menjadi salah satu destinasi wisata itu menyimpan kisah kelam di masa lalu. Banyak sumber menyebutkan, pernah terjadi peristiwa yang menelan banyak korban jiwa di lokasi ini.

Konstruksi gedung tua yang dikenal sebagai Toko Merah dibangun di tanah seluas 2.471 meter persegi pada tahun 1730 silam oleh Gustaaf Willem baron van Imhoff. Bangunan ini didirikan dengan arsitektur yang kental budaya Tionghoa dengan dominasi warna merah orientalnya.

Toko Merah sendiri merupakan nama yang diberikan saat hak milik bangunan jatuh ke salah seorang pejabat Tionghoa bernama Oey Liauw Kong pada abad 19. Namun ada juga yang mengatakan nama itu terinspirasi dari warna bangunan yang dominan merah.

Sementara itu, sumber lain juga mengatakan nama Toko Merah diambil pasca peristiwa Geger Pecinan yang menyebabkan banyak orang Tionghoa jadi korban. Mayat mereka bersimbah darah dan berserakan di Kali Besar hingga membuat permukaan air menjadi berwarna merah.

Tragedi Angke atau kerap dikenal dengan Geger Pecinan itu terjadi pada tahun 1740. Peristiwa ini merupakan pembantaian bengis dan mengerikan terhadap warga Tionghoa yang dilakukan oleh prajurit VOC atas perintah Gubernur Jenderal Adrian Valckenier.

Pembantaian itu dimulai tepat pada tanggal 9 Oktober dan berlangsung selama 13 hari dengan menewaskan sekitar 24 ribu orang Tionghoa. Saking banyaknya korban, permukaan air Kali Besar jadi berwarna merah pekat akibat darah para korban.

Langkah Prajurit dan Penampakan Noni Belanda

Bisa dikatakan bahwa Toko Merah ini menjadi saksi bisu pembantaian etnis Tionghoa, termasuk penyiksaan dan pemerkosaan gadis Tionghoa yang dilakukan oleh VOC.

Terlepas dari peristiwa kelam yang pernah terjadi, tak menyurutkan antusias pengunjung untuk mendatangi Kompleks Kota Tua lantaran arsitekturnya yang unik dan cantik. 

Selain itu, mereka juga tertarik dengan kisah seram pembantaian para gadis yang pernah terjadi di dalam Toko Merah. Pasalnya, warga sekitar mengaku pernah menemui hal mistis di sekitar area gedung itu.

Sebagai contoh, warga sering mendengar langkah kaki prajurit hingga teriakan dan tangisan wanita di malam hari. Pernah juga ada yang mengaku melihat sosok wanita bergaun putih menyeramkan yang berjalan dan melihat dari salah satu jendela bangunan.

Cerita mistis lain datang dari penjaga bangunan itu sendiri. Dia mengatakan pernah ada wisatawan muda yang tiba-tiba kerasukan saat tengah memotret gedung. Anehnya, saat kesurupan anak muda itu nggak berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Kemudian saat dia sadar, dia bercerita telah melihat sosok hitam masuk ke bingkai kameranya ketika tengah mengambil gambar sudut bangunan toko dan setelahnya ia kehilangan kesadaran.

Lebih lanjut tentang cerita mistis bangunan yang terletak di Kawasan Kota Tua ini, beberapa waktu lalu pemilik akun Twitter @araskyy18 sempat membuat publik geger lantaran thread cuitan yang diunggahnya usai berwisata ke sana.

Dia menulis, kala itu langkahnya terhenti di depan bangunan tua Toko Merah lantaran melihat sosok Noni Belanda yang cantik tapi juga tampak seram. Ara yang mengaku kerap bersinggungan dengan hal tak kasat mata sedari kecil mengatakan bahwa sosok itu ingin mengajaknya berkomunikasi.

Menurut keterangan dari Ara usai berkomunikasi dengan sosok Noni Belanda itu bernama Maria dan berasal dari keluarga berada. Dia cukup terkenal pada abad 17. Pada saat itu juga VOC dikatakan tengah mengalami krisis sehingga menyebabkan mereka mulai memonopoli etnis Tionghoa.

Nah gimana Urbanreaders? Tertarik untuk berkunjung ke Toko Merah? Atau kalian pernah ke sana mendapat pengalaman mistis?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait