URedu

URtopic: PHK Bukan Akhir Segalanya

Tim Urbanasia, Minggu, 17 Mei 2020 18.00 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
URtopic: PHK Bukan Akhir Segalanya
Image: Ilustrasi pekerja. (Girindra Syahputra/Urbanasia)

Jakarta - Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK di Indonesia makin meluas dan bertambah karena dampak dari pandemi Virus Corona atau COVID-19. Bahkan angka PHK justru lebih tinggi daripada kasus corona.

Data kasus pekerja terdampak COVID-19 di Indonesia sendiri hampir mencapai angka dua jutaan. Kementerian Ketegakerjaan (Kemnaker) merinci bahwa sudah ada sekitar 1,7 juta pekerja yang di PHK dan dirumahkan selama pandemi corona.

Kekuatan mental dari sisi psikologis dalam menghadapi situasi pandemi amat sangat diperlukan agar mampu untuk terus berpikir positif sehingga dapat terus memutar roda kehidupan.

Hal tersebut pun diutarakan oleh psikolog Intan Erlita. Intan mengatakan ada empat cara agar para pekerja terdampak COVID-19 bisa mampu bangkit menghadapi situasi yang terjadi.

4 solusi bagi pekerja yang kena PHK

1. Menerima kenyataan

1589691189-ilustrasi-senyum-bahagia.jpg

Ilustrasi. (Istimewa)

"Yang harus pertama kali buat mereka bisa bangkit adalah menerima (kenyataan). Karena biasanya yang bikin orang nggak bisa untuk move on atau bergerak maju karena mereka masih menutupi keadaan yang terjadi."

"Jadi yang pertama harus menerima kondisinya dulu. Oke sekarang saya tidak ada kerjaan tapi saya harus menafkahi keluarga saya."


2. Mengasah kemampuan

1589691307-ilustrasi-skill-pixabay.png

Ilustrasi skill. (Pixabay on Pexels)

"Mulai mencari apa yang bisa dilakukan oleh diri sendiri. Saya suka menyarankan ke klien-klien saya adalah mencari dari apa yang dia bisa, misal punya hobi atau sesuatu skill (keahlian) yang selama ini nggak pernah dia gunakan."

"Contoh misalnya beberapa klien saya yang akhirnya mereka tumbuh rasa percaya dirinya lagi adalah mereka yang mempunyai hobi masak."

"Mereka mulai bikin makanan, dan mereka mulai jualin itu udah beberapa yang berhasil karna mereka akhirnya sudah punya keyakinan bahwa memang harus berjalan."


3. Mencari peluang pekerjaan lain

1589691373-ilustrasi-skill.png

Ilustrasi mindset. (Pixabay)

"Kalau misalkan nggak punya keahlian, maka saya menyarankan mereka untuk membuka peluang. Contohnya kan ada tuh sekarang orang-orang mencari jadi reseller karna sekarang kan harus mencari pekerjaan yang kita bisa lakukan dari rumah."

"Karna untuk mencari pekerjaan di luar sekarang sudah sulit, jadi mereka mencari peluang-peluang (pekerjaan) lain. Di saat kita sudah menerima kondisi, kita pasti mulai aktif cari peluang."


4. Menikmati proses dan kurangi gaya hidup

1589691479-ilustrasi-hidup-.jpg

Ilustrasi bahagia. (Pixabay)

"Selanjutnya adalah harus mau menerima proses mulai dari bawah lagi, yang mungkin ada penurunan secara penghasilan dengan pekerjaan sebelumnya. Proses kalau dijalankan kan nggak akan membohongi hasil."

"Jadi dijalani, kemudian bersyukur dan mengurangi gaya hidup."

Menurut Intan kehilangan pekerjaan dapat membuat jiwa seseorang lelah secara emosional, sehingga timbul rasa tidak percaya pada diri sendiri.

"Mereka sekarang merasakan di posisi stress karena mereka kehilangan mata pencarian. Mereka kehilangan krisis kepercayaan diri, karena mungkin sebagian dari mereka adalah kepala keluarga yang di mana mereka harus menghidupi keluarganya itu," jelasnya.

Intan mengatakan kalau mereka tidak cepat beradaptasi dengan situasi dan kondisi sekarang, maka mental akan jauh lebih parah. Salah satunya, adanya peluang untuk bertindak kejahatan atau kriminal.

"Kalau mereka nggak cepat beradaptasi akan jauh lebih parah, itu akan rentan dengan tindakan kriminal. Meningkatnya pengangguran, maka ada kemungkinan angka kriminal juga ikut tinggi," ungkap Intan.

Dengan begitu, Intan menyarankan perlu adanya dukungan dari keluarga, kerabat maupun teman-teman terdekat agar mental dan pikiran para korban PHK maupun dirumahkan tidak semakin tertekan.

"Saat mereka terpukul dan mereka nggak punya support system, kayak keluarganya malah nggak mendukung, temen-temennya juga nggak mendukung, jadi dia makin down," terangnya.


Sisi Sosiolog

Sejalan dengan Intan, Sosiolog Novri Susan juga menganggap para individu yang di-PHK dan dirumahkan bakal mengalami penurunan dalam kemampuan konsumsi. Hal ini menciptakan tekanan sosial, sehingga mengubah perilaku gaya hidup.

"Sebagian individu dari kelas akar rumput yang kehilangan penghasilan memiliki dua kemungkinan, yaitu pertama menciptakan mata pencaharian alternatif yang bersifat kreatif dan subsisten," tanggap Novri.

"Kedua, sebagian mungkin menciptakan tindakan kriminal. Namun dampak yang kedua tersebut jumlahnya saat ini masih kecil karena selain faktor budaya kegotongroyongan, ada program bantuan sosial dan jaring pengaman sosial masih berjalan dari pemerintah," lanjutnya menjelaskan.

Namun Novri menggarisbawahi bahwa bantuan pemerintah dalam meringakan beban pekerja yang terimbas COVID-19 dapat menahan kemungkinan adanya tindakan kriminal.

"Keputusan PHK dan merumahkan saat ini bukan pilihan, namun kondisi itu tidak terelakkan. Program bantuan sosial dan jaring pengaman sosial bisa menahan kemungkinan adanya perilaku kriminal," tutup Novri.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait