URnews

Ustad Abdul Somad Jawab Tudingan Singapura soal Ekstremis dan Segregasi

Nivita Saldyni, Kamis, 19 Mei 2022 13.47 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ustad Abdul Somad Jawab Tudingan Singapura soal Ekstremis dan Segregasi
Image: Ustad Abdul Somad. (Instagram @ustadzabdulsomad_official)

Jakarta - Pemerintah Singapura telah buka suara lewat Kementerian Dalam Negeri (MHA) soal penolakan masuknya Ustad Abdul Somad (UAS) ke negara mereka, Senin (16/5/2022).

Mereka menyebut penolakan itu dikarenakan UAS dikenal sebagai penyebar ajaran ekstremis dan segregasi yang tak dapat diterima dalam masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura.

"Somad berusaha memasuki Singapura dengan pura-pura untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius setiap orang yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi. Somad dan teman perjalanannya ditolak masuk ke Singapura," tulis MHA dalam keterangan resminya.

Menanggapi hal tersebut, UAS kemudian memberikan tanggapan. Lewat konten YouTube terbaru di kanal Karni Ilyas Club, UAS mengatakan semua tudingan Pemerintah Singapura sudah diklarifikasi sejak bertahun-tahun lalu.

“Pertama saya datang ke Singapura sebagai wisatawan, liburan. Saya membawa istri, anak dan sahabat-sahabat sebanyak tujuh orang. Bukan untuk ceramah, kajian, atau kegiatan politik dan sebagainya. Kemudian apa yang dikeluarkan Pemerintah Singapura dalam website resmi menyebut (UAS) sebagai preach extremist and segregationist teachings," kata UAS seperti dikutip pada Kamis (19/5/2022).

UAS melanjutkan ada tiga poin yang disorot oleh Pemerintah Singapura terkait hal tersebut. Di antaranya soal gerakan mati syahid, adanya jin di dalam patung, dan penyebutan kafir.

"Jadi penjelasan itu dijelaskan di dalam masjid kepada kaum Muslimin, menjawab pertanyaan. Lalu video itu dipotong. Itu sudah clear, sudah dijelaskan bertahun-tahun yang lalu. Sudah diklarifikasi," ungkap UAS.

“Sebenarnya kalau mereka mau dia tinggal buka saja YouTube dan tulis ‘Klarifikasi UAS’. Terhadap semua masalah-masalah, saya sudah klarifikasi,” tegasnya.

UAS pun turut mempertanyakan mengapa ia dinilai menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi. Padahal dia diangkat menjadi visiting professor di Universitas Islam Sultan Sharif Ali (Unissa) Brunei Darussalam dan terima gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari International Islamic University College Selangor, Malaysia.

"Mengapa beda penilaian antara negara-negara ASEAN?" sambung UAS.

UAS: Ini Masalah Politik

Menurutnya apa yang dialami di Singapura baru-baru ini hanyalah masalah politik, tepatnya kekuatan umat Islam. Sebab dia mengaku bisa masuk bahkan mengajar dan ceramah di negara dengan mayoritas Islam.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait