URguide

Viral Tren 'Sleepover Date', Begini Penjelasan Psikolog

Nivita Saldyni, Sabtu, 10 September 2022 09.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Viral Tren 'Sleepover Date', Begini Penjelasan Psikolog
Image: Ilustrasi Berhubungan Badan Seks (Freepik/@jcomp)

Jakarta - Baru-baru ini ada istilah yang viral dan jadi perbincangan hangat netizen di media sosial, yaitu 'sleepover date'. Namun istilah itu kini jadi kontroversi karena disebut-sebut sebagai istilah lain dari seks bebas.

Seperti postingan Twitter satu ini yang berhasil memancing beragam reaksi netizen:

“Sleepover date + dimasakin dia.. Btw knp cwe klo pake baju cwo lucu bngt sh," cuit akun menfess @Askrlfess beberapa waktu lalu.

Belakangan, pengirim pesan mengaku kalau hal itu dilakukan bersama istrinya. Namun karena informasi awalan yang kurang jelas, berbagai spekulasi pun bermunculan di tengah netizen. 

Lantas sebenarnya apa sih sleepover date? Apakah ini istilah baru yang hanya dilakukan oleh pasangan yang menjalin hubungan pacaran? 

Menurut Psikolog klinis dan Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, secara harfiah sleepover date punya arti kencan menginap bersama pasangan bila diartikan dalam Bahasa Indonesia. Nah, aktivitas yang dilakukan selama menginap ini bisa beragam. 

“Aktivitas yang dilakukan selama kencan menginap inilah yang bila dilakukan oleh pasangan yang belum menikah dapat mengarah pada seks bebas, dan rentan dengan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang,” ujar Veronica kepada Urbanasia, Jumat (9/9/2022). 

“Meski aktivitas selama kencan menginap bisa saja diawali dengan makan, nonton bersama, dan ngobrol santai, namun kedekatan emosional dan fisikal yang terbangun melalui beragam aktivitas ini dapat meningkatkan hasrat seksual pada salah satu ataupun keduanya hingga berujung pada perilaku seksual,” jelasnya lebih lanjut. 

Nah, menurutnya aktivitas sleepover date ini bukan hal baru, apalagi kalau kita merujuk pada budaya Barat. Namun, istilahnya menjadi tren belakangan ini karena pengaruh sosial media. 

“Konsep dari kencan menginap tidak hanya digunakan untuk pasangan yang masih berpacaran, namun juga dapat diterapkan pada pasangan yang sudah menikah,” tegasnya. 

Veronica menilai, semakin banyak dibicarakan maka istilah ini akan semakin banyak diketahui masyarakat umum. Pembahasannya pun semakin ramai, khususnya di kalangan anak muda. 

Namun kemudian, ia menambahkan, yang jadi masalah adalah apakah yang menjadi konten atau isi pembicaraan tersebut apakah memuat psikoedukasi yang tepat sasaran? Dan bagaimana seharusnya masyarakat menyikapi hal tersebut?

“Pada anak remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, penting untuk orang tua turut serta memberikan edukasi dan pemahaman yang tepat mengenai hubungan pacaran sehat, edukasi seks serta bahaya dan konsekuensi dari sleepover date yang dilakukan pada pasangan belum menikah. Sementara untuk kalangan muda yang sudah lebih dewasa, gunakanlah daya nalar yang dimiliki untuk berpikir logis, matang, dan bertanggung jawab terhadap isu sleepover date,” pesannya. 

“Setiap pilihan mengandung konsekuensi dan orang yang bertanggung jawab akan memilih yang konsekuensinya dapat dihadapi, membangun, dan tidak bersifat destruktif ataupun berbahaya baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” pungkasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait