URedu

Wah! Siswa SMK di Jatim Ciptakan Pot 3 Sensor, Seperti Apa?

Nunung Nasikhah, Selasa, 26 Mei 2020 19.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Wah! Siswa SMK di Jatim Ciptakan Pot 3 Sensor, Seperti Apa?
Image: Ilustrasi menanam. (Pixabay)

Jakarta – Mewabahnya virus corona tak menghalangi langkah siswa SMK PP Negeri 1 Tegalampel, Bondowoso, Jawa Timur, untuk terus berinovasi.

Bahkan, belum lama ini, mereka telah berhasil menciptakan teknik menanam ala Jepang atau kokedama dengan teknologi yang lebih canggih.

Kodedama sendiri merupakan teknik menanam dengan menempatkan tanaman dalam bola tanah kemudian membungkusnya dengan moss (lumut/sabut kelapa).

Khusus inovasi para siswa SMK PP Negeri 1 Tegalampel ini, pot tersebut didesain dengan memiliki tiga sensor.

Gas sensor membuat robot Kokedama dapat mencari cahaya sendiri sesuai intensitas cahaya yang dibutuhkan.

Lalu sensor ultrasonik mampu membuat alat ini mempunyai fungsi avoider sehingga tidak menabrak ketika dioperasikan, sedangkan sensor terakhir digunakan untuk mendeteksi adanya polusi di dalam ruangan yang ditandai dengan bunyi alarm.

Kepala SMK PP Negeri 1 Tegalampel Anik Sudartini menyampaikan, teknik menanam unik yang dikembangkan oleh siswanya tersebut diberi nama Smartpot Kokedama MIMOS.

“MIMOS ini merupakan hasil kolaborasi antara teknisi laboratorium kultur jaringan dan guru produktif di SMK PP Negeri 1 Tegalampel,” kata Anik, sebagaimana dikutip dari Antara (26/5/2020).

Meski telah dilengkapi dengan tiga sensor canggih, menurut Anik, inovasi MIMOS tersebut belum lah sempurna. Selanjutnya, siswa masih akan melengkapinya dengan berbagai fitur canggih lainnya.

“Ke depan, akan dilengkapi dengan monitoris suhu, kelembaban ruangan, dan sistem keamanan sehingga kita dapat melakukan monitoring ruangan dimanapun kita berada,” ungkap Anik.

1590492493-kokedama.jpeg

Siswa SMK di Jatim ciptakan teknik menanam tanpa pot ala Jepang (ANTARA)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyambut baik inovasi yang diciptakan siswa SMK tersebut dan mengajak seluruh insan pendidikan vokasi pertanian untuk beradaptasi dalam menghadapi COVID-19.

Mentan mengatakan bahwa riset dan teknologi sangat penting dan akan memberikan kontribusi kuat untuk hadirnya petani yang menghasilkan pangan berkualitas.

“COVID-19 dan vokasi adalah bagian dari cerita baru dunia, di mana COVID-19 mengubah ke arah yang lebih digital dan berbasis teknologi”, kata Mentan.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa pendidikan vokasi pertanian ditujukan untuk membangun milenial pertanian Indonesia yang berkualitas, yang mampu menghasilkan ‘job creator’ dan ‘job seeker’.

“Untuk membangun milenial pertanian yang berkualitas tersebut, diperlukan tenaga pendidik maupun kependidikan yang juga berkualitas. Oleh sebab itu, segala inovasi yang diciptakan tenaga pendidik maupun kependidikan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah vokasi patut kita apresiasi,” ujarnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait