URedu

Wajib Bawa Hasil Rapid Test, Ini Solusi Pemkot Surabaya bagi Peserta UTBK yang Kurang Mampu

Nivita Saldyni, Jumat, 3 Juli 2020 13.36 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Wajib Bawa Hasil Rapid Test, Ini Solusi Pemkot Surabaya bagi Peserta UTBK yang Kurang Mampu
Image: UTBK SBMPTN di Universitas Airlangga, April 2019. (Kominfo Jatim)

Surabaya - Usai menerbitkan surat edaran Wali Kota Surabaya nomor 421.4/5853/436.8.4/2020 tanggal 2 Juli 2020, terkait syarat pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), kini Pemkot Surabaya memberikan solusi bagi para peserta.

Yup, seperti yang kita tahu bahwa poin kedua SE tersebut menyebut bahwa seluruh peserta UTBK wajib menunjukkan hasil uji rapid test dengan hasil nonreaktif atau swab test dengan hasil negatif, maksimal 14 hari sebelum waktu ujian. Kebijakan ini berlaku bagi peserta di empat Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. 

Mengenai kebijakan tersebut, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Irvan Widyanto, mengatakan pihaknya telah memberikan solusi bagi warga Surabaya yang kesulitan ekonomi untuk memenuhi syarat ujian itu. Khususnya bagi mereka calon mahasiswa yang tergabung dalam program bidik misi, ya.

"Jadi pemerintah kota sudah memberikan solusi, tapi kan itu tidak mungkin untuk semuanya. Ini khusus untuk warga Surabaya, terutama mereka yang tergabung dalam bidik misi. Itu mereka nanti akan kami siapkan rapid test massal secara gratis," kata Irvan dalam keterangan resminya, Jumat (3/7/2020).

Namun hingga kemarin malam, Irvan mengaku Pemkot masih berdiskusi dengan pihak kampus untuk tempat rapid test massal.

"Kemungkinan bertempat di kampus-kampus itu. Unair, ITS dan UPN," katanya.

Selain itu, Kepala BPB dan Linmas Kota Surabaya ini juga menyatakan Pemkot telah menyiapkan alternatif lain bagi calon peserta yang merasa kesulitan akses transportasi menuju lokasi rapid test.

Nantinya akan disediakan alternatif lokasi rapid test buat Urbanreaders yang yergabung dalam bidik misi dan kesulitan akses transportasi ke lokasi test massal.

"Kalau untuk para peserta dari bidik misi yang kesulitan transportasi maka mereka nanti juga akan disiapkan alternatif. Mereka bisa menghubungi Puskesmas yang terdekat dan langsung bisa melaporkan itu," tegasnya.

Untuk syarat mengikuti rapid test di Puskesmas, Urbanreaders cukup menunjukkan KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) kepada petugas Puskesmas ya.

"Alternatif kedua, mereka bisa ke Puskesmas terdekat, sehingga memperkecil cost untuk ke sana," imbuhnya.

Nah, bagi para calon peserta UTBK yang terbilang mampu secara ekonomi, Irvan menyarankan kamu untuk memanfaatkan beberapa laboratorium di Kota Surabaya untuk mendapatkan hasil test. 

“Yang kami khususkan ini untuk warga Kota Surabaya yang tergabung bidik misi dan termasuk mereka juga yang secara ekonomi menengah ke bawah yang nanti dilayani dengan rapid test gratis itu," imbuhnya.

Nah nantinya jika hasil rapid test ini reaktif, maka Irvan memastikan bahwa kamu gak perlu khawatir. Sebab pihak kampus akan memberikan keringanan berupa relokasi waktu bagi para peserta UTBK yang dinyatakan reaktif rapid test.

"Kalau hasil diskusi dengan para perwakilan rektorat, nanti akan ada relokasi waktu ketika rapid test hasilnya reaktif," kata Irvan.

Sekali lagi, Irvan menegaskan langkah ini dilakukan Pemkot Surabaya semata-mata untuk kepentingan keselamatan warga Surabaya. Mengingat kasus penularan COVID-19 di Surabaya masih tinggi banget nih. 

"Pada prinsipnya keselamatan dan kesehatan warga adalah hukum tertinggi. Jadi prinsip itu yang harus dipahamkan kepada semuanya. Jadi kami tidak melihat apa-apa, tapi semata-mata kesehatan dan keselamatan warga adalah hukum yang tertinggi," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait