URnews

Wali Kota Afghanistan Zarifa Ghafari Pasrah Dibunuh Taliban

Kintan Lestari, Kamis, 19 Agustus 2021 15.10 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Wali Kota Afghanistan Zarifa Ghafari Pasrah Dibunuh Taliban
Image: Zarifa Ghafari, wali kota perempuan pertama di Afghanistan sekaligus yang termuda. (Facebook @Zarifa.Ghafari)

Kabul - Wali kota perempuan pertama di Afghanistan sekaligus yang termuda, Zarifa Ghafari, pasrah akan nasibnya usai Taliban berkuasa kembali pada Minggu (15/8/2021) lalu.

“Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama mereka dan suami saya. Dan mereka akan datang untuk orang-orang seperti saya dan membunuh saya,” kata Zarifa kepada iNews, Minggu (15/8/2021).

Wali kota 27 tahun itu di masa lalu pernah menerima ancaman pembunuhan dari Taliban. Ayahnya, Jenderal Abdul Wasi Ghafari ditembak mati oleh militan pada 15 November tahun lalu, hanya 20 hari setelah upaya ketiga untuk membunuhnya gagal.

“Saya duduk di sini menunggu mereka datang. Tidak ada yang membantu saya atau keluarga saya. Saya hanya duduk bersama mereka dan suami saya. Dan mereka akan datang untuk orang-orang seperti saya dan membunuh saya,” kata Zarifa kepada iNews, Minggu (15/8/2021).

Walikota 27 tahun itu di masa lalu pernah menerima ancaman pembunuhan dari Taliban. Ayahnya, Jenderal Abdul Wasi Ghafari ditembak mati oleh militan pada 15 November tahun lalu, hanya 20 hari setelah upaya ketiga untuk membunuhnya gagal.

Ghafari dipercayakan tanggung jawab atas kesejahteraan tentara dan warga sipil yang terluka dalam serangan teror di Kabul. Saat itulah Taliban mulai meningkatkan ofensif mereka untuk pengambilalihan.

“Kami berpikir bahwa Kabul tidak akan jatuh ke tangan Taliban,” ujar Ghafari yang terpilih menjadi wali kota termuda tahun 2018 lalu.

Padahal beberapa hari sebelumnya ia optimis masa depan negaranya akan membaik.

“Orang-orang muda sadar akan apa yang terjadi. Mereka memiliki media sosial. Mereka berkomunikasi. Saya pikir mereka akan terus berjuang untuk kemajuan dan hak-hak kami. Saya pikir ada masa depan untuk negara ini,” katanya lagi.

Usai kembali berkuasa, Taliban berjanji tidak akan membalas dendam pada orang atau pejabat yang bekerja dengan pemerintah Afghanistan sebelumnya. Mereka akan menawarkan amnesti.

"Tidak ada nyawa, harta benda, dan martabat yang akan dirugikan dan nyawa warga Kabul tidak akan terancam," kata juru bicara kepala Taliban.

Namun ingatan masa lalu masyarakat membuat mereka membuat sulit untuk mempercayai kelompok tersebut, terutama para wanita. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait